Selasa, 01 Februari 2011

Virus Ngantuk



Eka Andrayani (036108046)


T
idak hanya virus flu atau virus lainnya saja yang menular, Ngantuk pun ternyata bisa menular. Anda tentu pernah mengalami ketika seseorang di dekat anda menguap atau mengantuk, Tanpa disadari seringkali kita ikutan ngantuk dan menguap juga. Mungkinkah ini disebabkan oleh virus?

 



  

“wanita yang menguap”

Menguap Vs Mengantuk
Banyak sekali pendapat para ilmuwan tentang menguap. Dari sudut evolusi atau perkembangan manusia, menguap merupakan “peninggalan” nenek moyang dalam proses evolusi, kita juga sering lihat binatang pun bisa menguap.

 “kucing pun bisa menguap”
Saat menguap, seringkali diikuti gerakan tubuh menggeliat. Kebanyakan orang beranggapan bahwa nguap merupakan tanda ngantuk atau ingin tidur, itu memang benar tetapi tidak selalu demikian karena tujuan menguap adalah  untuk mendinginkan otak sehingga dapat beroperasi lebih efisien dan membuat seseorang tetap terjaga. Tindakan refleks ini seringkali dikaitkan dengan stres, kelelahan, terlalu banyak kerjaan dan kebosanan. Jadi, tidak benar jika gerakan nguap disebabkan hanya ingin tidur saja.
Menguap merupakan tindakan refleks yang terjadi pada semua orang, biasanya dilakukan untuk menghirup udara dalam jumlah banyak dan diikuti dengan pernapasan. Salah satu faktornya adalah kepenatan. Jika pikiran merasa penat maka pernafasan akan jadi smakin dalam dari pada biasanya. Berdasarkan teori ini tubuh akan kekurangan oksigen karena pernapasan jadi lambat. Untuk itu, menguap membantu mendapatkan lebih banyak oksigen dalam darah dan menyingkirkan lebih banyak karbondioksida dalam darah.
Para penerjun payung biasanya menguap terlebih dahulu sebelum terjun dari pesawat. Berdasarkan beberapa penelitian, selain mengembalikan kewaspadaan para penerjun payung, menguap dapat membuat tubuh jadi lebih rileks
Mengantuk adalah proses mempersiapkan diri untuk tidur (bedtime). Ini berhubungan dengan circadian ritme seseorang yang udah mengeset jam biologis tertentu seperti rasa lapar, haus, ngantuk, tidur, bangun, olahraga dll. Proses ngantuk sendiri merupakan hasil dari peninggian hormone melatonin. Melatonin ini meninggi saat mata menangkap kegelapan dan menurun saat mata menangkap cahaya. Jadi, berdasarkan teori ini manusia memang punya jam tidur pada malam hari dan jam kerja pada siang hari. Gangguan pada hormon ini akan menyebabkan insomnia (sulit tidur pada malam hari).

Menguap bisa menular
Kebiasaan menguap tidak mengenal usia. Mulai dari bayi yang baru lahir sampai orang lanjut usia, punya kebiasaan menguap. Pernahkah anda melihat ada orang menguap ditengah kerumunan? Biasanya, setelah ada yang menguap tidak lama kemudian orang lain yang berada disekitarnya akan ikut menguap,. Hal ini membuat banyak orang percaya bahwa menguap bisa menular secara berantai. Apa sebenarnya yang menyebabkan itu terjadi?
Sejauh ini memang belum ditemukan jawaban yang pasti pertanyaan itu. Steven Platek, PhD, psikolog dari State University of New York di Albania, melakukan pengamatan untuk menemukan kejelasan dari fenomena ini. Hasilnya menunjukkan, 40-60 persen relawan cepat "tertular" orang lain yang sedang menguap, baik yang berada di dekatnya ataupun yang mereka lihat di layar kaca. Meski Platek dan timnya belum mampu menjelaskan mekanisme "penularan" ini, mereka yakin kedua hal itu berkaitan.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam edisi terbaru jurnal Cognitive Brain Research ini menyebutkan bahwa bila kita ikut menguap saat orang lain menguap, hal itu bisa dianggap sebagai respons empatetik, sama halnya seperti tertawa. Artinya, menguap menjadi cara dalam menunjukkan empati kita terhadap perasaan orang lain.
"Efek penularan menguap bukan hanya muncul dari penglihatan, tapi juga bisa muncul dari pendengaran, membaca artikel tentang menguap, atau bahkan berpikir tentang menguap," tutur Platek. Dia dan tim penelitinya meyakini bahwa penularan menguap merupakan cara primitif pemodelan perasaan manusia yang terkait dengan manusia yang lain. Tidak hanya menular, ternyata beberapa studi juga mengungkapkan bahwa aktivitas menguap itu tidak bisa dikontrol. Buktinya, saat seseorang punya keinginan menguap, maka dia akan sangat sulit untuk menahannya. Biasanya, dia hanya bisa menahan agar mulutnya tidak terbuka saat menguap.
Penyebab lain menularnya menguap karena aktifnya sistem saraf cermin (mirror neurons system) yaitu saraf yang terletak di bagian depan setiap belahan otak. Ketika menerima stimulus (rangsangan) dari spesies yang sama, maka spesies tersebut juga akan mengaktifkan daerah yang sama di otak. Hal inilah yang menyebabkan seseorang akan menguap jika melihat orang lain menguap. Sistem saraf cermin ini bertindak sebagai penggerak untuk meniru dan bertanggung jawab terhadap pembelajaran manusia. Oleh karena itu, menguap sering dianggap sebagai cabang dari gerakan tiruan yang sama.
Jika pusat dari sistem neuron cermin tidak aktif saat melihat seseorang menguap, maka hal ini tidak akan memiliki hubungan dengan keinginan merespons untuk menguap. Semakin kuat seseorang ingin menguap, maka semakin kuat aktivasi dari bagian otak periamygdalar kiri. Hasil temuan ini merupakan tanda neurofisiologis pertama yang mengungkapkan bahwa menguap bisa menular.

Pshycopat
Apakah anda pernah mendengar menguap bisa mendeteksi seseorang itu Pshycopat atau tidak? Jika anda sedang berada di suatu tempat, misalnya ruang tunggu bandara. Dan pasti banyak orang yang duduk-duduk di sekitar anda. Jika anda menguap, perhatikan orang terdekat yang berada di sekitar anda duduk. Biasanya kalau orang yg normal dan tidak phsycopat, dia akan ikut menguap sama seperti anda, persis dengan gaya dan intonasi yang sama. Hal tersebut akan terus menular ke orang-orang terdekat lainnya. dan berhati-hatilah jika orang yang duduk atau bersebelahan dengan anda tidak ikut menguap sama sekali. Segeralah menjauh dan tetap waspada. Tapi anda harus lebih waspada jika, orang yang berada disebelah atau duduk dekat anda sedang terkantuk-kantuk dan tiba-tiba menguap, anda tidak terpengaruh sama sekali dan tidak menguap sedikitpun.
Kini telah diketahui bahwa ngantuk memang menular, tetapi hal tersebut bukan disebabkan  oleh virus. Menguap dan mengantuk sangat bermanfaat bagi tubuh namun jika keseringan mengantuk juga kurang baik bagi tubuh karena itu bukan menyehatkan tetapi merupakan suatu kelainan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar