Minggu, 30 Januari 2011

Daun Ajaib Berukuran Raksasa

oleh Fani Wijaya


Begitu banyak keindahan flora yang ditawarkan oleh alam Indonesia. Mulai dari tumbuhan dengan bunga berwarna-warni, daun-daun dengan bentuk yang indah hingga daun-daun berukuran besar. Seperti halnya daun Sang asal Sumatera. Memang tak banyak orang mengenal tanaman yang satu ini, tapi terdapat hal yang sangat menarik dari tanaman ini. Apakah keunikan daun Sang ini?

Asli Indonesia

Daun Sang memiliki nama ilmiah Johannestijsmania altifrons. Nama tersebut diambil dari nama penemu tanaman daun Sang sendiri yaitu Profesor Teijsman yang bernama lengkap Elias Teymann Johannes. Beliau merupakan salah seorang ahli botani asal Belanda. Ia pertama kali menemukan suku tanaman unik ini di tanah Sumatera Indonesia pada awal abad ke-19.

Tanaman ini diklaim sebagai tanaman endemic tanah Sumatera, artinya tanaman ini hanya ditemukan di kawasan Besitang tepatnya di Aras Napal. Kawasan tersebut merupakan kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera. Akan tetapi, setelah dilakukan pengkajian ulang, ternyata suku tanaman unik ini pun dapat ditemukan di daerah Thailand, Malaysia dan Kalimantan bagian barat, Indonesia.

Daun sang merupakan salah satu keluarga dari empat anggota suku Johannestijsmania yang hanya tumbuh di kawasan Asia Tenggara. Daun Sang merupakan anggota keluarga Arecaceae yakni keluarga pinang-pinangan atau palem. Keluarga pinang-pinangan sejatinya merupakan sekelompok tumbuhan berbunga yang banyak anggotanya memiliki nilai penting dalam kehidupan manusia. Di Malaysia, daun sang dikenal dengan nama daun Sal. Sedangkan di Thailand daun Sang dikenal dengan nama daun Bang Soon dan banyak lagi sebutan luar seperti halnya di Inggris yaitu Umbrella Leaf Palm.

Daun yang Lebar

Penyebaran daun Sang sangat terbatas sebatas pada daerah hutan yang lebat. Hal tersebut disebabkan karena daun Sang merupakan tumbuhan yang tidak tahan bila terkena sinar matahari langsung. Ia lebih suka hidup di bawah naungan pepohonan yang besar dan tinggi.

Besarnya daun Sang bila dibandingkan dengan manusia.

Daun Sang hidup berkelompok membentuk rumpun. Keunikan dan keindahan daun Sang terletak pada daunnya yang amat besar. Enam meter merupakan panjang yang dapat dicapai daun ini, akan tetapi pada umumnya daun ini hanya mencapai panjang tiga meter saja dan satu meter untuk lebar daunnya.
Tampak tak punya batang.

Bentuk daunnya seperti berlian yaitu melebar pada bagian tengah, meruncing pada pangkal dan ujung daun. Tepi pinggir daunnya bergerigi. Daun Sang yang unik ini terlihat langsung menyembul dari tanah. Sejatinya batang tanaman ini sangat pendek dan tertanam di dalam tanah. Sehingga daun Sang terlihat seakan tak memiliki batang.

Kelangsungan Hidup Daun Sang

Daun Sang pada dasarnya berkembang biak dengan membuat anakan dari bijinya yang tertutup. Kulit biji daun sang berbentuk bulat, bergerigi dan tebal.

Ukuran daun sang yang besar dan kuat, membuat daun ini sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Daun ini sering dijadikan sebagai atap rumah. Bahkan hingga sekarang banyak masyarakat di Besitang, Langkat yang menggunakan daun sang sebagai atap gubuk di ladang-ladangnya.

Masyarakat yang ingin menjadikan daun ini sebagai atap biasanya hanya tinggal mengambil helai daun dengan memotongnya mulai dari pangkal untuk menghindari daun terbelah-belah. Helai demi helai daun Sang kemudian di jemur. Dalam 5 hari daun biasanya sudah mongering apabila cuaca sukup terik. Setelah daun sang mengering, masyarakat akan merajutnya membetuk atap. Atap berbahan dasar daun Sang ini umumnya akan bertahan hingga bertahun-tahun.

Kini, wilayah hutan tempat daun Sang tinggal telah banyak yang rusak. Penebangan hutan secara liar semakin meningkat, pembukaan lahan dan kebakaran hutan. Hal tersebut mengakibatkan tanaman-tanaman bertajuk besar yang menjadi naungan pohon Sang berkurang dan mulai habis. Dengan tidak adanya pohon-pohon tersebut, sinar matahari akan langsung menyinari daun sang yang pada akhirnya akan merenggut hak hidup daun ini. Populasi daun Sang pun berkurang, dan tumbuhan unik Indonesia ini pun terancam punah.

Wilayah yang sudah mulai rusak.

Walaupun hingga saat ini masih sedikit orang yang mengenal daun Sang, semoga tanaman unik berdaun raksasa ini tetap mampu bertahan dari kepunahan. Kita adalah satu-satunya harapan daun Sang guna melestarikan dan menjaga kelangsungan hidup dari tumbuhan berdaun unik ini.

Mycena, Bintang Jatuh di Gunung Halimun

oleh Fani Wijaya


Saat malam hari menjelang, berada di Taman Nasional Gunung Halimun layaknya berada di negeri dongeng. Di lantai hutan cahaya kehijauan berpendar bak permadani mutiara. Itulah segerombolan koloni si jamur Mycena. Seperti bintik kunang-kunang namun lebih redup dengan cahaya hijau temaramnya. Bagaimanakah jamur-jamur tersebut bisa memancarkan cahaya?

Si Jamur Bersinar

Fungi merupakan nama lain dari jamur yang sudah dikenal oleh masyarakat umum. Adapun nama lain dari jamur yaitu cendawan, kapang atau supa. Jamur mudah dikenali dan ditemukan, biasanya ia hidup ditempat basah, hidup di sampah, kayu lapuk atau makanan yang basi dengan tingkat kelembaban yang cukup.

Jamur pada dasarnya tergolong ke dalam tumbuhan thallus, artinya tumbuhan itu masih belum dapat dibedakan antara bagian batang, daun maupun akarnya. Jamur tidak memiliki klorofil seperti halnya daun-daun pada tumbuhan sejati. Sehingga warna jamur umumnya putih atau cokelat. Seperti halnya jamur Mycena yang berwarna putih.

Nama Mycena sejatinya merupakan nama suku dari jamur yang ada di Gunung Halimun, bukan nama dari jenis jamur tersebut. Belum diketahui nama jenis dari jamur tersebut, sehingga orang lebih mengenalnya dengan sebutan jamur Mycena saja.

Diseluruh dunia terdapat lebih kurang 500 jenis jamur yang termasuk ke dalam suku Mycena, namun hanya terdapat 33% dari suku ini yang memiliki kemampuan bioluminescent. Bioluminescent adalah emisi cahaya yang dihasilkan oleh makhluk hidup karena adanya reaksi kimia tertentu

Selain di Gunung Halimun, jamur- bercahaya ini juga dapat ditemukan di Brazil. Ada lebih dari 10 jenis jamur bioluminescent yang baru ditemukan di Brazil sejak 2002, empat di antaranya merupakan spesies yang belum diketahui sebelumnya. Penemuan ini telah menambah jumlah jamur berpendar, yang diketahui sejak 1970-an, menjadi 30 % lebih banyak.

Mycena adalah jenis jamur saprofit yang hidup dari zat-zat organic yang sudah mati. Mycena banyak hidup di lantai hutan pegunungan yang dingin dan lembab, di mana terdapat sangat sedikit manusia. Jamur ini tidak menyukai cahaya, ia hidup pada suhu dingin sekitar 15°C, bahkan kurang. Tumbuhnya menempel bergerumbul di kayu-kayu yang lapuk, dimana Mycena menggunakan serat kayu lapuk sebagai sumber makanannya.

Hidup dari yang sudah mati

Ukuran jamur Mycena cukup kecil dan tudungnya kira-kira hanya sampai 2 cm. Penduduk sekira Taman Nasional Gunung Halimun menyebut jamur ini dengan nama jamur lumar.


Struktur Tubuh Mycena

Tubuh jamur umumnya merupakan benang-benang yang bercabang-cabang yang disebut hifa. Tetapi ada juga yang berbentuk bulat atau batang pendek. Pada jamur Mycena, tubuh mempunyai hifa yang bersekat dengan bentuk tudung berupa payung.
Jamur berkembang biak dengan menggunakan spora. Sporofit merupakan fase dari hidup jamur Mycena yang menghasilkan spora. Sebelum jamur menghasilkan spora, sejatinya jamur tersebut terlebih dahulu membentuk badan penghasil spora yang disebut basidium. Spora yang jatuh ditempat lembab dan mengandung zat organic akan tumbuh menjadi benang-benang hifa.

Pelita di Gelapnya Malam

Hingga saat ini, bioluminesensi telah ditemukan secara alami pada berbagai macam makhluk hidup seperti jamur, bakteri, dan organisme di perairan, namun tidak ditemukan pada tanaman berbunga, hewan vertebrata, amfibi dan mamalia.

Jamur Mycena yang merupakan salah satu jamur bioluminescent menghasilkan emisi cahaya berwarna hijau. aktivitas bioluminesensi ini sejatiya dikontrol oleh sejenis enzim bernama luciferase dan zat pigmen bernama luciferin.


Pendar hijau jamur Mycena

Pada tahun 1967, Robert Boyle, seorang ilmuwan dari Inggris mempublikasikan penelitiannya tentang rekasi bioluminesensi pada jamur yang memerlukan udara. Laporan berikutnya menyebutkan bahwa oksigen merupakan komponen udara yang berperan dalam reaksi tersebut. Dengan kata lain, jika enzim luciferase dan zat pigmen luciferin bersatu dengan oksigen maka akan memicu terjadinya reaksi oksidasi yang menghasilkan produk berupa lepasan energi cahaya.

Pada dasarnya setiap makhluk hidup yang mampu menghasilkan luminesensi memiliki tujuan atau fungsi yang berbeda-beda. Sebagian makhluk hidup memanfaatkannya untuk pertahanan diri, predasi dan sebagainya. Pada jamur Mycena, proses luminesensi diyakini sebagai respon terhadap kebutuhan untuk hidup, untuk menarik serangga yang membantu penyebaran spora di lingkungan dimana penyebaran oleh angin sangat terbatas.

Jamur Mycena hanyalah salah satu dari banyak jamur yang dapat berpendar di malam hari. Mengeluarkan cahaya menghiasi lantai pegunungan dan memancarkan keindahan. Dengan tetap menjaga kelestarian alam dan hutan, maka kita pun tetap menjaga kelangsungan hidup dan keindahan dari jamur ini.

Edelweis, si cantik yang diburu

oleh Fani Wijaya

Edelweis, nama bunga yang satu ini sudah tidak asing lagi di telinga kita, terlebih lagi dengan kemampuannya yang tak mudah layu ataupun rusak bila sudah dipetik dari tangkainya. Kemampuannya itu membuat si cantik edelweiss selalu diidentikan dengan kata keabadian. Bunga abadi perlambang cinta yang abadi, dengan adanya pernyataan ini banyak orang yang tertarik ingin memilikinya. Hal tersebut membuat populasi edelweis semakin menurun dari waktu ke waktu. Haruskah keindahan edelweiss menghilang begitu saja karena kesalahan kita para manusia?

Anaphalis javanica

Jenis Bunga Abadi

Edelweis jawa yang mempunyai nama latin Anaphalis javanica ini adalah tumbuhan endemik zona alpina di berbagai pegunungan tinggi Indonesia seperti Jawa, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan dan Lombok. Bunga ini tentu bukan bunga yang asing lagi bagi para pendaki gunung.

Edelweis disebut bunga abadi karena bunga ini terbukti tidak layu setelah dipetik dari tangkainya, tetapi langsung mengering tanpa berubah bentuk dan penampilannya. Kata edelweiss sejatinya berasal dari bahasa Jerman “edel” yang berarti mulia, dan “weiss” yang berarti putih. Banyak orang yang mengatakan bahwa Anaphalis javanica ini adalah bunga edelweiss. Namun, ada sebagian orang yang berkata bahwa Anaphalis javanica bukanlah edelweiss asli yang sering disebut dengan bunga abadi. Menurut mereka, bunga edelweiss yang asli sebenarnya adalah bunga Leontopodium alpinum yang hanya ada di pegunungan alpen, bukan bunga edelweis jawa. Lalu, mengapa bunga edelweiss jawa masih dikatakan sebagai bunga abadi?

Leontopodium alpinum si cakar singa.

Rupa Edelweis Jawa

Di daerah pegunungan yang baru saja meletus, edelweis jawa menjadi tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik mudanya. Ia mampu beradaptasi dengan baik di atas tanah yang tandus. Akar-akarnya yang muncul di atas permukaan tanah, kerap kali dijadikan tempat hidup oleh jamur tertentu yang kemudian akan membentuk mikoriza. Hal ini merupakan salah satu bentuk simbiosis yang bersifat mutualisme, karena jamur-jamur tersebut mendapatkan tempat untuk hidup dan oksigen yang cukup, sedangkan edelweiss jawa untuk menunjang kelangsungan hidupnya ia mendapatkan zat hara mineral yang cukup dari jamur-jamur tersebut. Itu sebabnya ia mampu bertahan hidup di tanah tandus sekalipun.

Tumbuhan yang termasuk keluarga sunflower (asteridae) ini memiliki bentuk semak, cabang tangkainya banyak dan bunga yang berumpun. Tinggi dari bunga edelweis ini bisa mencapai + 4 m dan lebih sering dijumpai di daerah pegunungan dengan ketinggian 1600-3600 meter dari permukaan laut.

Bunga edelweiss jawa sering kali kita jumpai berwarna putih terkadang berwarna kekuning-kuningan. Akan tetapi, sejatinya warna edelweis bergantung pada habitat di mana ia tumbuh yang menyebabkan warnanya agak kekuning-kuningan. Beberapa orang mengungkapkan bahwa terdapat bunga edelweiss dengan warna keabu-abuan atau kebiru-biruan bahkan keungu-unguan. Namun kebenaran dari kabar tersebut belumlah jelas, karena tidak adanya bukti konkret akan hal itu.

Bunga edelweiss jawa biasanya mulai bermekaran antara bulan April– Agustus. Pada masa emas itulah bunga edelweiss sering kali kedatangn tamu dari bangsa serangga karena bunganya merupakan sumber makanan bagi mereka. Tak jarang bangsa manusia pun ikut mengunjunginya hanya untuk sekedar melihat ataupun “mengajaknya pulang” karena jatuh cinta akan keabadian yang ditawarkan bunga itu.

Warna kuning pada bunga tabung edelweiss

Ibarat nasi sudah menjadi bubur, sedikit sulit mengubah pola pikir umum mengenai keabadian si bunga cantik yang satu ini. Padahal, pada akhirnya bunga ini pun akan rontok. Berdasarkan struktur bunga, bunga ini dalam satu kuncup memiliki 2 jenis bunga seperti halnya bunga matahari. Yang pertama sering disebut dengan bunga tabung. Bunga ini sejatinya adalah bunga edelweiss jawa yang asli, bentuknya kecil dan berbentuk seperti tabung. Oleh sebab itu dinamakan bunga tabung. Pada bunga tabung ini terdapat kedua macam alat kelamin (benang sari dan putik) dan dapat menghasilkan buah. Bunga tabung ini berwarna kuning yang dalam waktu 1-3 hari setelah mekar akan rontok.

Bunga yang kedua sering kali disebut dengan bunga pita. Bunga ini mandul, ia hanya terdapat di sepanjang pinggiran bunga membentuk cawan yang seringkali mempunyai makhota dengan bentuk pita. Bunga pita yang tahan lama inilah yang sering dibawa pulang oleh para pendaki gunung. Itu sebabnya kata “abadi” masih tetap melekat pada bunga ini.

Hingga saat ini, belum ada studi khusus yang menerangkan mengapa bunga pita edelweiss jawa dapat bertahan lama tanpa mengalami kerusakan walau sudah dipetik dari tangkainya. Mungkin karena ia adalah tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda yang tandus sehingga ia dapat bertahan cukup lama.

Si Cantik yang Dilindungi.

Bukan suatu hal yang jadul bila pengakuan cinta diungkapkan dengan sekuntum bunga. Hingga saat ini, masih cukup banyak orang yang menungkapkan cintanya dengan sekuntum bunga. Bunga mawar merah ataupun putih sering kali diberikan oleh seorang pemuda kepada kekasihnya sebagai bukti cintanya. Lalu, bagaimana dengan bunga edelweiss yang abadi?

Ada makna ataupun mitos yang begitu melekat bunga edelweiss jawa. Tak sedikit orang yang percaya akan mitos tersebut. Bunga yang identik dengan kata abadi ini sering kali dijadinkan lambang keabadian cinta yang penuh akan ketulusan yang putih. Ataupun lambang pengorbanan karena untuk mendapatkannya membutuhkan perjuangan yang berat mengingat bunga ini hanya tumbuh di puncak-puncak gunung yang tinggi.
Banyak orang yang berlomba-lomba ingin memiliki bunga ini dan tak sedikit pula orang-orang bertangan jahil merenggut hak bunga ini untuk tetap hidup layak di tempat ia seharusnya tinggal. Keserakahan dan tangan-tangan jahil itu kini telah membuat si cantik dianggap punah di wilayah gunung Bromo – Tengger Jawa Timur. Keadaan itu semakin diperparah dengan adanya penjualan bunga edelweiss jawa di Malioboro, Yogyakarta.
Secara bebas masyarakat dapat memetik dan menjual bunga edelweiss. Untuk memnuhi kebutuhan hidup sehari-hari, mereka mempertaruhkan nyawa menelusuri lereng-lereng gunung hanya untuk mendapatkan bunga edelweiss. Setelah diwarnai, bunga itu mereka susun dalam satu bucket dengan bunga yang lain yang telah dikeringkan terlebih dahulu. Kisaran harga dari satu bucket bunga yakni sektira Rp 5.000. hingga Rp 10.000., bahkan ada yang menjualnya dengan harga Rp 3.000. saja.

Tak jarang bunga ini pun dijadikan souvenir dan bukan hanya dijual oleh warga secara perorangan tetapi juga dijual di toko-toko souvenir. Tentu saja harganya pun lebih tinggi dari pada harga yang ditawarkan oleh pedagang yang menjajakan bunga edelweiss tepat di kaki gunung.

Padahal di Taman Nasional Gede Pangrango, bunga edelweiss merupakan salah satu bunga yang dilindungi dan dilarang keras untuk diambil. Tak jarang para pendaki yang ingin membawa pulang bunga ini harus menyembunyikannya rapat-rapat agar tidak ketahuan oleh para petugas.


Warna-warni si cantik Anaphalis javanica.

Kini Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Jawa Barat diklaim sebagai tempat perlindungan terakhir bunga abadi ini. Di sana terdapat hamparan bunga edelweis yang tumbuh subur di alun-alun Suryakencana sebuah lapangan seluas 50 hektar pada ketinggian 2.750 meter di atas permukaan laut.

Keberuntungan lain bagi kelangsungan hidup bunga ini. Di dataran tinggi Dieng Jawa Tengah, bunga edelweis jawa (Anaphalis javanica) sudah banyak dibudidayakan oleh para petani. Para petani ini membudidayakannya dengan cara menanam anakan yang tumbuh dari biji dan tersebar di sekitar pohon induknya serta ditanam di daerah dataran tinggi lebih dari 1000 m dpl, pada tanah liat berkapur atau berpasir dengan pH (keasaman tanah) antara 4-7.

Disamping itu, lagi, bersyukur bahwa nasib baik masih berpihak pada bunga ini. Sebuah penelitian telah dilakukan dan menunjukkan bahwa edelweis dapat diperbanyak dengan mudah melalui pemotongan cabang-cabangnya. Oleh karena itu, mungkin ini merupakan berita baik bagi warga masyarakat pegunungan yang menggantungkan kelangsungan hidupnya pada bunga ini. Mereka bisa ikut bersyukur karena potongan-potongan bunga itu dapat mereka jual.

Meski begitu, jangan sampai kita mengeksploitasi bunga edelweiss tanpa memikirkan kelestariaanya. Pada dasarnya, tetap saja bunga ini akan punah bila kita eksploitasi secara besar-besaran walaupun bunga ini cepat tumbuh ataupun telah dibudidayakan.

Kelestarian dan kelangsungan hidup bunga edelweiss sepenuhnya merupakan tanggung jawab kita. Jangan sampai kecantikannya hilang begitu saja dari pegunungan Indonesia beberapa tahun mendatang hanya karena kesalahan dan keserakahan kita para manusia. Walaupun bunga edelweiss adalah bunga abadi. Namun sejatinya tak ada yang abadi di dunia ini. Segala sesuatunya akan mengalami kerusakan karena termakan oleh waktu. Begitu pula dengan bunga edelweiss yang abadi. Tak akan luput dari kerusakan pula.

Jumat, 28 Januari 2011

kepunahan lebah

Feces berharga emas


oleh : Dianita ery prasiska




Kalau Anda salah seorang penggemar kopi, aneh rasanya kalau belum pernah mendengar kopi luwak. Jenis kopi asli Indonesia ini,  konon merupakan jenis kopi termahal di dunia, bahkan sampai masuk ke Guiness Book of Records. Tidak heran,di pasaran dunia untuk sekilo kopi Luwak, orang harus membayar sekitar 13 juta rupiah. Sadis bukan? Padahal kalau mendengar tentang proses “pengolahan” kopi Luwak, malah membuat orang jadi berpikir ulang untuk mengkonsumsinya. Kemasyhuran kopi ini telah terkenal sampai luar negeri. Dengan harga yang tentunya selangit.
Bangsa musang




     Musang luak
Musang luwak adalah salah satu jenis hewan menyusui (mamalia) liar yang kerap ditemui di sekitar pemukiman dan bahkan perkotaan. Hewan ini amat pandai memanjat,dan lebih kerap berkeliaran di atas pepohonan, meskipun tidak segan pula untuk turun ke tanah. Musang juga bersifat nokturnal, aktif di malam hari untuk mencari makanan dan lain-lain aktivitas hidupnya.
            Dalam gelap malam tidak jarang musang luwak terlihat berjalan di atas atap rumah, meniti kabel listrik untuk berpindah dari satu bangunan ke lain bangunan.Musang ini kerap dituduh sebagai pencuri ayam, walaupun tampaknya lebih sering memakan aneka buah-buahan yang cukup baik dan masak termasuk buah kopi sebagai makanannya. Luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul masak sebagai makanannya, dan setelahnya, biji kopi yang dilindungi kulit keras dan tidak tercerna akan keluar bersama feces luwak.
Protein yang bersembunyi dalam Biji

  
                                                                      biji kopi luak
Pada saat biji berada dalam system pencernaan luwak, terjadi proses fermentasi secara alami selama kurang lebih 10 jam. Prof. Massiomo Marcone dari Guelpg University, Kanada, menyebutkan fermentasi pada pencernaan luwak ini meningkatkan kualitas kopi karena selain barada pada suhu fermentasi optimal 24 - 260 Celcius juga dibantu dengan enzim dan bakteri yang ada pada pencernaan luwak. Kandungan protein kopi luwak lebih rendah ketimbang kopi biasa karena perombakan protein melalui fermentasi lebih optimal.

            Protein ini berperan sebagai pembentuk rasa pahit pada kopi saat disangrai sehingga kopi luwak tidak sepahit kopi biasa karena kandungan proteinnya rendah. Komponen yang menguap pun berbeda antara kopi luwak dan kopi biasa. Terbukti aroma dan citarasa kopi luwak sangat khas. Proses fermentasi tak lazim oleh luwak ini membuat sebagian orang enggan mengkonsumsinya karena jijik atau takut. Padahal menurut Massimo, kandungan bakteri pada kopi luwak yang
telah dioven lebih rendah daripada kopi dengan proses biasa.




Proses Terbentuknya Kopi Luwak

                                                                          Biji kopi
Kopi luwak merupakan biji kopi matang pohon yang dimakan oleh binatang luwak dan dikeluarkan bersamaan dengan kotoran binatang tersebut.
Jadi, di dalam pencernaan luwak, biji kopi tetap utuh tidak tercerna karena keras, tetapi mengalami proses pencampuran dan fermentasi dengan makanan luwak lainnya.
Sebagai pemakan tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, dan bunga-bungaan, luwak merupakan binatang yang pandai memilih makanan yang baik untuknya. Maka, proses fermentasi di dalam pencernaan luwak itulah yang membuat rasa kopi ini berbeda. Aromanya lebih harum serta ada rasa pahit dan getir asam yang lebih khas dan spesial.proses terbentuknya kopi luwak yaitu Biji Kopi yang sudah matang di pohon, di petik dan di makan oleh luwak, Tubuh luwak hanya akan mencerna daging buahnya saja, sementara bijinya nanti akan tetap utuh saat dikeluarkan kembali dalam bentuk feces. Biji kopi yang dicari adalah yang menempel pada kotoran luwak tersebut. Secara fisik, biji kopi luwak dan kopi lain bisa dibedakan dari warna dan aromanya. Biji kopi luwak berwarna kekuningan dan wangi, sedangkan biji kopi biasa berwarna hijau dan kurang harum.selanjutnya Kotoran itu di bersihkan dan dikeringkan.Biasanya proses pencucian ini akan berlangsung cukup lama hingga didapatkan biji kopi yang masih terbungkus kulit tanduk yang berwarna putih kekuningan. Kemudian di Jemur secara alami yaitu di bawah sinar matahari.Proses pengeringan ini harus benar-benar sempurna untuk memudahkan proses pengupasan kulit tanduk dan untuk mengurangi kadar air yang cukup. Setelah benar-benar kering biji kopi akan dikupas kulit tanduknya.Cara tradisional untuk mengupas kulit biji kopi luwak adalah dengan menumbuknya, tidak perlu kuat-kuat, cukup agar kulit terkelupas saja, karena jika menumbuk terlalu kuat maka biji kopi luwak akan hancur / tidak utuh lagi. Dengan cara manual biji kopi dipilih satu demi satu, untuk memisahkan biji yang berkulit tanduk dan yang terkelupas, hasilnya adalah biji kopi dengan kulit ari yang berwarna perak.
Kopi luwak sangat mantap rasanya bila diminum tanpa gula, karena rasa getir dan aroma kopi pun sangat terasa, begitu nikmatnya sampai jika kita minum minuman lain setelahnya, entah itu air putih, teh, coklat, atau minuman lainnya, rasa nikmat kopi luwak masih terasa manis di mulut. penghargaan bahwa kopi ini memiliki status keningratan. Alias berdarah biru. Sudah saatnya kita maju dan meng-klaim bahwa Kopi Luwak adalah warisan budaya khas Indonesia. Dan ada proses sertifikasi keaslian-nya ! Karena inilah aset budaya yang harus kita bela dan kita pertahankan. Kopi Luwak 100% milik Indonesia
Feses termahal


Kotoran yang dihasilkan hewan Luwak

Kopi Luwak adalah seduhan kopi menggunakan biji kopi yang diambil dari sisa kotoran (feses) luwak/musang.Biji kopi ini diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak. Kemasyhuran kopi ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, namun baru menjadi terkenal luas di peminat kopi gourmet setelah publikasi pada tahun 1980-an. Biji kopi luwak adalah yang termahal di dunia, mencapai USD100 per 450 gram.
Kopi yang dihasilkan oleh biji kopi Luwak ini sangat unik rasanya, tak heran jika kopi jenis ini sukses mendapatkan tempat di hati para pecinta kopi. Setiap pon biji kopi yang dikumpulkan dari kotoran hewan Luwak ini dapat dihargai hingga ratusan dolar AS. Beberapa negara yang memiliki banyak hewan Luwak seperti Indonesia dan Filipina pun terkena dampak dari "bom emas" kopi Luwak .Biji kopi yang dimakan oleh Luwak juga mengalami proses fermentasi oleh enzim dalam tubuh Luwak, sehingga terciptalah kopi unik yang beraroma coklat dan tidak pahit. Karena keunikannya, dengan segera kopi Luwak pun menjadi  salah satu primadona bagi pecinta kopi di dunia. Di Jepang dan Korea Selatan serta sejumlah negara lain, biji kopi Luwak dijual seharga 9 dolar AS, atau sekitar 5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan harga biji kopi biasa. Namun jumlah hewan Luwak tidak sebanyak itu, sehingga tidak mudah untuk mengembangkan skala usaha ini. Salah satu faktor semakin sedikitnya jumlah Luwak adalah, hewan ini hewan ini menjadi makanan favorit rakyat Filipina yang tinggal di wilayah pegunungan Catiyara. Apresiasi warga setempat terhadap Luwak adalah pada segi kelezatan dagingnya bukan pada kemampuan Luwak untuk memilih biji kopi. Indonesia yang ingin menciptakan tren kopi Luwak juga menghadapi masalah semakin menciutnya populasi hewan ini. Meskipun perkembangan industri kopi luwak di Sumatera sangat pesat, mereka juga harus menghadapi ancaman serupa akibat semakin banyaknya populasi manusia yang berdampak pada tingginya angka penebangan hutan yang disinyalir dapat merusak habitat Luwak. karena kapasitas produksi kopi luwak  yang memang tidak menentu setiap tahunnya.kopi yang dihasilkan dari biji kopi pada kotoran Luwak, yang dipilih, dijemur, dihilangkan baunya, lalu diproses dengan menggunakan oven dan sejumlah proses lainnya, sehingga menghasilkan kopi berharga mahal dengan rasa unik yang langka di dunia.
            Dengan demikian, Kopi Luwak adalah kopi yang telah dipilih dan dimakan oleh luwak (Paradoxorus hermaproditus) atau dikenal juga sebagai luak, musang dan rase pada beberapa daerah. Luwak memilih buah kopi yang mempunyai tingkat kematangan yang optimum berdasarkan rasa dan aroma serta



Teripang sang penumpas kista



Oleh : Dianita ery prasiska






Teripang adalah hewan yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur pasiran maupun dalam lingkungan terumbu. Teripang yang kita anggap biasa-biasa saja dan tidak menarik itu ternyata memiliki khasiat yang dahsyat bagi kesehatan manusia.misalnya saja sebagai penumpas kista

mengenal teripang


                                                                Gambar teripang
Teripang,adalah istilah yang diberikan untuk hewan invertebrata timun laut (Holothuroidea) yang dapat dimakan. Ia tersebar luas di lingkungan laut diseluruh dunia, mulai dari zona pasang surut sampai laut dalam terutama di Samudra Hindia dan Samudra Pasifik Barat Teripang adalah hewan yang bergerak lambat, hidup pada dasar substrat pasir, lumpur pasiran maupun dalam lingkungan terumbu. Teripang merupakan komponen penting dalam rantai makanan di terumbu karang dan ekosistem asosiasinya pada berbagai tingkat struktur pakan (trophic levels). Teripang berperan penting sebagai pemakan deposit (deposit feeder) dan pemakan suspensi (suspensi feeder). Di wilayah Indo-Pasifik, pada daerah terumbu yang tidak mengalami tekanan eksploitasi, kepadatan teripang bisa lebih dari 35 ekor per m2, dimana setiap individunya bisa memproses 80 gram berat kering sedimen setiap harinya
Serupa tapi tak sama

                                                                    Mirip timun
Di perairan Indonesia terdapat banyak jenis teripang. Namun demikian, yang memiliki nilai ekonomi tinggi hanyalah beberapa jenis saja. yaitu teripang pasir (Holothuria scabra), teripang perut hitam (H. atra), teripang susuan (H. nobilis), teripang perut merah (H. edulis), dan teripang nanas (Thelenota ananas). Teripang merupakan lauk yang lezat dan disukai masyarakat Cina dan bernilai jual tinggi di pasaran. Teripang diperdagangkan dalam bentuk awetan/kering.Belum banyak negara di dunia yang membudidayakan teripang, Satu jenis teripang yang sudah banyak dibudidayakan di Indonesia ialah teripang pasir (Holothuria scabs). Budi daya teripang pasir memungkinkan dilakukan oleh masyarakat pantai. Hal ini disebabkan teknik budi dayanya cukup sederhana dan investasi yang diperlukan relatif kecil.
Bentuk badan teripang memanjang mirip mentimun. Oleh karena itu, hewan ini biasa disebut mentimun laut atau sea cucumber. Mulut dan anus terdapat di kedua ujung badannya. Bagian punggun-nya berwarna abu-abu dengan pita putih atau kekuningan memanjang secara horizontal. Bagian bawah tubuhnya berwarna putih dan berbintik-bintik hitam/gelap.

Teripang sang pahlawan


                                                                           teripang
Teripang dapat memperbaiki sel-sel rusak. kandungan protein hingga 82% dan asam lemak essensial mujarab memperkuat sel hati untuk mengeluarkan antibiotik. Karena itu juga teripang Lantaran kandungan kologen yang tinggi, teripang ampuh melakukan regenerasi sel secara singkat. Penyakit degeneratif yaitu penyakit yang ditandai dengan penurunan fungsi organ yang diakibatkan adanya kerusakan sel-sel jaringan yang luas, dengan kemampuan yang dimiliki teripang  untuk memacu regenerasi sel yang tinggi maka teripang dapat berfungsi mencegah dan membantu mempercepat penyembuhan berbagai macam penyakit. Penelitian mengungkapkan, teripang pada konsentrasi 50 mikrogram menggumpalkan dan menghadang sel kanker.
oleh sebab itu pengidap kanker banyak yang berharap pada teripang selain itu, kandungan protein tinggi pada teripang
 yang mencapai 82%, baik diberikan pada penderita diabetes. Protein tinggi berperan meregenerasi sel beta pankreas yang memproduksi insulin Gold Cucumber. Hasilnya Produksi insulin meningkat.
Banyak sekali manfaat teripang/Gold Cucumber dalam menyembuhkan berbagai penyakit degeneratif seperti : Stroke, Jantung Koroner, Kencing Manis & Luka Gangren, Kanker (Tumor), Gagal Ginjal, Chirosis Hepatis, Asam Urat, Rhematik, Wasir, Esteoporosis (Pengeroposan Tulang), Alergi Saluran Pernafasan (Bersin, Filek, Sinusitis, Asma), Alergi Kulit (Aksim, Gatal, Darah Tinggi, Darah Rendah, Kolesterol, Penyempitan Pembuluh Darah, Penurunan Fungsi Liver, Rambut Rontok, Pembesaran Prostat dan masih banyak lagi manfaat dari teripang ini.


Teripang sang Penumpas kista 

              Teripang Sebagai obat kista
Kista merupakan rongga tertutup berisi cairan encer, kental, atau setengah padat yang dilapisi epitel. Sebetulnya kista kelainan yang dapat ditemukan di berbagai bagian tubuh, terutama di organ reproduksi seperti indung telur, leher rahim, dan rahim. Menurut dr Sidi Aritjahja herbalis di Yogyakarta, kista adalah tumor kelenjar sehingga namanya tergantung letak kelenjar. Dr Tagor Sidabutar. SpOG dari Rumah Sakit PGI Cikini, menuturkan, kista di kandungan berasal dari indung telur. Kista ovarium membahayakan karena menyerang dan mendesak sel telur. Kista menekan indung telur sehingga nyeri. Lalu timbul perlengketan dan pergesekan di usus dan menimbulkan nyeri.Hingga kini penyebab kista belum diketahui. ‘”Dugaan sementara, karena faktor genetik.. Begitu pula kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mcngandung radikal bebas. Dampaknya, menurunkan antioksidan dalam tubuh sehingga imunitas berkurang.Pola hidup juga memicu kista. Contohnya, merokok menyebabkan perubahan genetik dalam sel. kista terjadi karena sumbatan dan peradangan. Akibat sumbatan kolesterol pada saluran tertentu, sel-sel tumor tumbuh di tempat itu. Jika karena peradangan pada sel kelenjar terjadi sekresi berlebih. Sayangnya, gejala tidak tampak pada fisik seseorang. Oleh karena itu kista kerap ditemukan secara kebetulan lewat pemeriksaan USG.Keampuhan teripang mengusir kista dibuktikan oleh Jaime Rodriguez dari Facultad de Quimica. Universidad de Santiago de Compostela, Spanyol. Periset itu menguji khasiat teripang terhadap penumpasan kista Untuk mengetahui senyawa aktif yang berpengaruh, Jamie mengekstrak 300 teripang dalam metanol. Sehabis dikeringkan tersisa 79 ekstrak teripang bubuk. Ekstrak itu kemudian dimasukkan ke alat kromatografi. Diperolehlah 0.93 g glikosida. Glikosida merupakan senyawa alami yang terdapat dalam tumbuhan bersifat antitumor dan antikanker.Setelah dimasukkan ke alat rekromatografi DCCC, terlihat kandungan glikosida berupa 40 mg holothurinoside A ; 9 mg  holothurinoside B ;15 mg holothurinoside C ; 10 mg  holothurinoside D, dan 20 mg des-holothurin A. Kelima senyawa itulah yang terbukti efektif menggempur segala tumor. Setelah mengkonsumsi teripang kista yang ada di rahimnya semakin menciut lantaran tak mendapatkan makanan. Selain glikosida dan saponin, kandungan asam amino teripang yang lengkap juga memperkuat kekebalan tubuh schingga ketahanan terhadap penyakit seperti kanker dan tumor kian meningkat.
Dengan demikian sekarang jangan takut melihat wujudnya dan jangan sungkan-sungkan untuk melahapnya walaupun menurut beberapa orang, teripang tidak termasuk deretan daftar makanan yang lezat dilidah sehingga jarang memakannya. Jadi, selamat mencoba semoga semakin sehat dan tetap semangat.

punya siti masitoh

sarang walet penghasil uang


oleh : Dianita ery prasiska

Semua pasti sudah tahu sarang burung walet, kenapa ya sarang burung walet kok bisa mahal. Padahal di sarang itu kan tempatnya burung walet berliur, air liur aja kok muahal. Klo air liur manusia  kok ga laku yah hehe. Sebenere apa toh hebatnya sarang burung walet ?, sampai - sampai menu berbahan sarang burung walet menjadi menu yang cukup spesial dan mahal tentunya. burung wallet merupakan burung pemakan seranga yang bersifat aerial dan disuka meluncur.burung ini berwarna gelap terbangnya cepat dengan ukuran tubuh sedang dan memiliki sayap berbentuk sabit yang sempit dan runcing.kakinya begitu kecil bgtu juga paruhnya dan jenis burung ini tidak pernah hinggap di pohon .

 Musim hujan musim kawin
 
                                                                    Burung walet
            Musim kawin burung walet terjadi disaat musim hujan tiba dikarenakan ketersediaan pakan walet yaitu serangga sangat banyak dan berlimpah sehingga anak burung walet akan terjamin kelangsungan hidupnya.   Walaupun koloni burung walet tinggal di rumah burung walet tetapi burung walet tidak akan melangsungkan perkawinan dengan saudaranya sendiri, karena kalau hal tersebut terjadi maka kualitas anakan tidak bagus bahkan terjadi cacat. Dengan demikian maka burung walet akan
            mencari pasangannya dari rumah burung walet yang lain atau yang tidak satu turunan dengannya.
Pada saat masa perkawinan tiba burung walet biasa melakukan perkawinan di atas udara. Salah satu dari sepasang burung ini terbang di depan lawan jenisnya dan tiba-tiba menahan sayapnya membentuk sudut besar horizontal atau bahkan vertical. Burung ini akan terbang normal dengan posisi terbang pejantan di atas dan betina terbang agak dibawah. Kemudian burung jantan langsung hinggap di punggung burung walet betina tersebut dan sepasang burung ini akan membentangkan sayap dan ekornya selama terjadi perkawianan. sayapnya setelah beberapa detik mereka kembali berpisah.

Musuh dalam selimut
Cicak dan tokek merupakan musuh besar burung walet binatang ini memakan telur dan sarang walet .tokek dapat memakan anak burung walet kotoranya dapat mencemari raugan dan suhu yang di timbulkan mengangu ketenangan burung walet
Cara pemberantasan dengan di usir di tangkap sedangkan penangulanganya dengan membuat saluran air di sekitar pagar untuk penghalang tembok bagian luar dibuat licin dan di cat dan lubang – lubang yang tidak di gunakan di tutup.

Penghuni gedung tua

                                                                 Gambar rumah walet
Walet mempunyai habitat di daerah gelap daerah yang tidak terjangkau paparan sinar matahari dengan suhu yang relatif stabil Umumnya, burung walet banyak dijumpai di dalam gua-gua alam yang dikelilingi hutan lebat.
Air liur yang berubah menjadi sarang
                                                                  Sarang burung walet
Sejak  awal  musim  hujan,  alam  menyediakan makanan  yang  cukup  berlimpah  bagi  burung  walet Karena  persediaan  makanan  cukup,  dalam  badan walet  terjadi  peningkatan  aktivitas  biologis  yang dapat  berkembang  kearah  pelestarian,  yaitu  aktivitas  burung  untuk  beregenerasi.  Aktivitas alami  ini  akan  rneningkatkan  produktivitas  air Iiur  (bahan  pembuat  sarang),  sementara  itu  bagi burung pembuatan sarang akan lebih mudah di bandingkan di musim kemarau maka burung yang di hasilkan dimusim hujan akan terlihat lebih sempurna,ukuran mangkokan terlihat besar,serat lebih nyata dan rongga-rongga serat sarang lebih rapat karena air liur tidak cepat mengering. Dalam membuat sarang, burung walet memang ga bisa di sembarang tempat. Biasanya dia mencari tempat yang minim cahaya, sekarang sudah banyak kita jumpai beberapa orang yang bikin bangunan besar dan tertutup semua, cuma hanya ada lubang - lubang kotak yang ga gitu besar. Ternyata untuk
membudidayakan sarang burung walet, burung walet sendiri dalam membuat sarangnya butuh waktu sekitar 33 - 41 hari bahkan saat musim kemarau bisa sampai 80 hari. Selain butuh waktu  lama dalam prosesnya pembuatannya yang bikin mahal , hebatnya sarang burung walet merupakan sumber asam amino yang lengkap, sekitar 17 asam amino essensial, semi essensial dan non essensial terdapat dalam sarang burung walet . Berdasar penelitian, asam amino tersebut dapat menjadi nutrisi pelawan stroke dan kanker.
Bukan cuma itu, kandungan mineral dalam sarang burung walet juga sangat ampuh dalam mendukung aktifitas tubuh. Terdapat 6 mineral yang terkandung dalam sarang burung walet, yaitu kalsium, zat besi, phospor, kalium dan natrium. Sarang burung walet juga mengandung protein yang berbentuk glikoprotein, dimana protein ini dapat membantu membentuk sel - sel dan jaringan baru dalam tubuh serta berperan aktif dalam metabolisme tubuh. Sarang burung walet juga di percaya dapat meningkatkan vitalitas, membuat awet muda, menjaga kecantikan dan meningkatkan daya tahan tubuh
Dengan demikian sarang burung wallet banyak di temukan di rumah yang tidak berpenghuni sarang burung walet, burung walet sendiri dalam membuat sarangnya butuh waktu sekitar 33 - 41 hari bahkan saat musim kemarau bisa sampai 80 hari. Selain butuh waktu  lama dalam prosesnya pembuatannya yang bikin mahal , sarang burung walet mahal, kandungan nutrisinya hebat dan ga mudah juga dapetinnya.







Selasa, 18 Januari 2011

yeah ! akhirnya jadi ..

ini semua isinya hasil dari artikel yang kita buat :) kalo ada kesamaan ya mohon maaf hehehehehe