Jumat, 04 Februari 2011

MADU DAN RACUN SI BALON LAUTAN


Penulis : Siti Mariam

MADU DAN RACUN SI BALON LAUTAN

Ikan merupakan sumber makanan yang umum di makan, dan merupakan sumber protein yang  tinggi. Kata-kata itu tepat sekali bila dikatakan pada ikan yang umumnya dimakan, namun tidak untuk ikan buntal. Sebelum memakan  ikan yang satu ini diperlukan pertimbangan khusus, karena apabila terjadi kesalahan dalam  proses pemasakan maka akan berakibat  sangat fatal, bahkan nyawa menjadi taruhannya. Tetapi jangan salah meskipun penuh resiko dalam mengkonsumsinya, ikan buntal tetap jadi primadona karena rasanya yang lezat membuat ikan ini berharga selangit.
Lebih dari sekedar balon


Buntal adalah ikan yang diminati karena kelezatannya. Kelezatannya itu bahkan mengalahkan stigma negatif yang  menyelimutinya. DI indonesia mungkin banyak orang yang belum akrab dengan ikan yang satu ini, namun buntal ternyata merupakan  primadona makanan di negara Jepang.
Ikan buntal adalah ikan yang hidup di lautan. Ikan ini  memiliki bentuk tubuh bundar seperti bola, memiliki duri-duri kecil diperutnya dan memiliki empat buah gigi. Ikan Buntal memiliki nama berbeda disetiap daerah, di Indonesia ikan ini dikenal dengan nama “ikan buntek” sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Balloonfish dan Globefish.
Dalam keadaan tenang ikan buntal tampak seperti ikan lainnya, namun apabila sedang dalam keadaan terancam ikan ini akan menggelembungkan diri seperti balon yang berisi udara.
Buntal menggelembungkan dirinya untuk menghindar dari pemangsa atau menakuti musuhnya. Hal tersebut merupakan cara bertahan diri dia yang paling efektif selain menggunakan racun, melihat rupanya yang berubah menjadi kembung dan dipenuhi duri ternyata membuat pemangsa enggan untuk melahapnya, mungkin para pemangsa berfikir kalau memakan ikan buntal sama saja memasukkan duri ke dalam tubuhnya.


                                                 Normal                                        Menggembung

Ikan Buntal ini adalah predator malam hari, biasanya bersembunyi di celah-celah karang di siang hari dan baru akan berakasi mencari makan pada malam hari. Gigi yang menyatu bersama menjadi satu kesatuan, menciptakan mulut yang kuat dan dapat meretakan kulit kerang siput, landak laut, dan kepiting yang merupakan makanan utama ikan buntal.
Kait maut balon lautan
Ikan buntal seperti buah simalakama. Banyak orang yang ingin mengkonsumsinya karena rasanya yang gurih, sedikit manis dan luar biasa lezat. Ikan buntal biasanya disajikan di restoran-restoran bergengsi khususnya di negara Jepang dengan. Daging ikan ini merupakan bahan baku makanan-makanan mahal seperti sashimi dan fugu. Harga makanan baku buntal mahal karena pengolahannya sangatlah rumit dan memerlukan keahlian khusus. Hanya koki bersertifikatlah yang diizinkan mengolah ikan ini menjadi makanan-makanan yang akan disajikan kepada orang lain.
 
Sajian dari ikan buntal
Apabila tidak memiliki keahlian khusus dalam mengolah ikan buntal dapat berakibat fatal bahkan dapat menggiring pemakannya ke arah gerbang kematian. Ikan buntal memiliki racun yang mematikan. Racun tersebut terkandung pada empedu, hati, saluran pencernaan dan ovari. Racun tersebut berupa toksin yang disebut tetrodotoxin (TTX). Toksin tersebut tidak dapat dihilangkan meskipun dengan jalan pemanasan. Walaupun begitu, masih ada beberapa bagian tubuh buntal lainnya yanga aman dikonsumsi.
Pada dasarnya toksin yang beracun bagi manusia ternyata merupakan alat pertahanan diri di dalam tubuh bagi ikan buntal itu sendiri. Racun yang 20 kali lipat lebih mematikan dari sianida ini ternyata sangat berguna bagi ikan buntal, dimana racun tersebut dapat membantu proses perkembangbiakan dan menghindarkannya dari pemangsa.
Dulu, kabarnya ikan buntal tidak beracun. Ikan buntal beracun karena terjadinya suatu adaptasi evolusi, dimana ia menjadi kebal terhadap toksin bahkan menjadi mengandung toksin karena ia memakan maknanan yang mengandung toksin, khususnya ikan laut yang terkontaminasi oleh racun.
Orang yang terkena toksin ikan buntal umumnya tidak akan bertahan lama. Toksin ikan buntal bekerja sangat cepat di dalam tubuh, dalam waktu kurang dari setengah jam saja racun tersebut akan segera bereaksi keseluruh bagian tubuh.
Gejala keracunana toksin ikan buntal, diawali rasa mual, muntah-muntah, mati rasa dalam rongga mulut, lalu terjadi gangguan fungsi saraf yang ditandai rasa gatal di bagian bibir, kaki dan tangan. Selanjutnya akan terjadi kelumpuhan dan berakhir dengan kematian akibat sulit bernafas dan serangan jantung. Gejala tersebut biasanya muncul 10 menit setelah mengkonsumsi ikan buntal hingga 30 menit hingga berakhir denga kematian.

Musuh para pemancing
            Bagi para pemancing ikan buntal merupakan ikan yang sangat dihindari, selain karena berbahaya ikan ini pun menyulitkan pemancing dalam memperoleh ikan. Ikan ini sering menyambar kail yang diumpankan kepada ikan lain, lebih fatalnya dia akan menyabar senar pancing dan akan memutuskannya dengan giginya yang tajam sehingga alat pancing menjadi rusak.
            Pemancing sengat enggan mengambil ikan buntal, meskipun ikan ini menyangkut di kail mereka. Para pemancing akan segera melepaskan ikan tersebut dari kail mereka dengan sangat hati-hati sebelum ikan menggelembungkan diri.
            Walau bagaimanapun, buntal hanyalah seekor ikan, dia akan bermanfaat bagi kita jika kita memanfaatkannya dengan baik, namun dia akan menjadi malapetaka bagi kita bila kita tidak bijaksana dalam memeperlakukannya.










Tidak ada komentar:

Posting Komentar