Senin, 07 Februari 2011

Kantong Semar si pemakan serangga

Oleh : Nurhasanah Saripah


Tanaman pemakan daging, begitu dulu diberi tahu perkara kantung semar. Lama kemudian baru saya sempat melihat sang pemakan daging di hutan Kalimantan. Wujudnya tidak seram seperti julukannya, terlihat cantik malah. Tak heran jika kemudian kantung semar ini lantas menjadi koleksi tanaman hias berharga puluhan hingga ratusan ribu rupiah.
 Bagi yang senang, kantung semar adalah tumbuhan yang cantik, menarik, menawan hati, walaupun namanya bukan Diana si putri paman petani. Tetapi di balik kecantikannya, kantung semar hidup di lingkungan penuh derita. Dia tumbuh di tanah yang miskin hara dan atau tanah yang terlalu asam.

Si kantong ajaib

Kantong semar atau dalam bahasa latinnya Nepenthes sp (dalam bahasa Inggris disebut Tropical pitcher plant) adalah Genus tanaman yang termasuk dalam famili monotipik. Tanaman yang terdiri atas sedikitnya 103 spesies ini mempunyai keunikan karena hampir seluruhnya merupakan tanaman karnivora, pemakan daging. Selain karnivora juga memiliki keunikan pada bentuk, ukuran, dan corak warna kantongnya. Karenanya tidak sedikit orang yang memeliharanya.
Kantung Semar tumbuh tersebar mulai dari Australian bagian utara, Asia Tenggara, hingga Cina bagian selatan. Selain itu Nepenthes sp juga terdapat di Madagaskar, Kaledonia Baru, India dan Sri Lanka. Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki ragam spesies terbanyak. Sedikitnya terdapat 64 spesies Kantong semar di Indonesia. Dari jumlah tersebut, 32 jenis terdapat di Borneo (Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam), 29 spesies terdapat di Pulau Sumatera, 10 jenis di Pulau Sulawesi, 9 jenis di Papua, 4 jenis di Maluku dan 2 jenis di Jawa.
kantong yang ajaib

Habitat dan Ciri Fisik Kantong Semar

Tumbuhan ini mampu hidup di hutan hujan tropik dataran rendah, pegunungan, hutan gambut, hutan meranggas, gunung kapur hingga padang savana. Tumbuhan sebagian besar hidup secara empifit, yaitu menempel pada batang atau dahan pohon lain dengan panjang batang mencapai hingga 20 meter. Sementara Kantong semar yang hidup di daerah savana umumnya hidup terestrial, tumbuh tegak dengan panjang batang kurang dari 2 meter.
Pada umumnya, tumbuhan karnivora ini memiliki sulur pada ujung daunnya. Sulur ini dapat termodofikasi membentuk kantong yaitu alat perangkap yang digunakan untuk menangkap memangsanya seperti serangga dan kodok. Kantong ini sendiri secara keseluruhan terdiri atas lima bentuk, yaitu tempayan, oval, silinder, corong dang pinggang.
Tumbuhan karnivora ini termasuk jenis flora berumah dua. Artinya, tiap tanaman hanya memiliki satu jenis kelamin bunga. Jadi untuk bisa menghasilkan keturunan, si Karnivora ini musti melakukan perkawinan silang. Hal itulah yang menyebabkan banyak terdapat species Nepenthes yang terlahir dari hasil persilangan alami. Kantong semar juga dapat berkembang biak secara vegetatif dengan menggunakan tunas.

Kantong Semar yang Karnivora

Sewaktu daun masih muda, Kantong  pemangsa pada Nepenthes tertutup. Lantas, membuka ketika sudah dewasa. Namun bukan berarti kantung flora karnivora ini menutup sewaktu masih muda saja. Ia menutup diri ketika sedang mengganyang mangsa. Tujuannya supaya proses pencernaan berjalan lancar dan tidak diganggu kawanan musuh yang siap merebut makanan yang sudah ia peroleh.
Bibir lubang kantung dilengkapi dengan alat penipu. Organ itu berwarna merah serta mampu menebarkan aroma manis. Warna bibir Kantong Semar yang merona serta beraroma manis itu akan memikat dan membuat lengah calon mangsa. Binatang yang terpikat akan tergelincir masuk ke dalam kantung antara yang licin. Cairan asam (enzim proteolase) yang berada dalam kantung tengah lalu mencerna tubuh mangsa itu. Tubuh mangsa naas itu kemudian diolah menjadi garam Posphat dan nitrat yang kemudian diserap oleh kantong Semar.

Kantong semar membuka tutpnya saat menangkap mangsa
Tidak semua jenis Kantong Semar  memiliki mangsa favorit yang sama. Semut adalah menu kesukaan bagi  Nepenthes mirabilis namun ada juga yang menyukai rayap seperti N. albomarginata. Ada pula species katung semar yang “vegetarian” alias tak suka menyantap daging tetapi melalap guguran dedaunan dari tumbuhan yang berada di atasnya (Nepenthes ampullaria). Bahkan ada Kantung Semar yang menyukai kotoran burung (Nepenthes lowii).

Tomat sang penyelamat

Oleh : Nurhasanah Saripah



Jika anda seorang ibu rumah tangga mungkin sudah sangat kenal dengan tomat. Bahkan tidak hanya ibu rumah tangga, anak-anak sampai orang tua pun mengetahuinya. Namun mungkin mereka hanya tau bahwa tomat hanya untuk pelengkap bumbu masakan atau minuman (jus). Tomat adalah tanaman yang paling mudah dijumpai. Warnanya yang cerah sungguh menarik. Selain kaya vitamin C dan A, tomat konon dapat mengobati bermacam penyakit.
Tapi tomat seperti apa yang baik dikonsumsi? Jika melihat dipasaran, kita bisa menemukan tomat dengan dua warna, yakni warna merah dan hijau. Perbedaan warna ini menunjukan kandungan vitaminnya. Tomat berwarna merah mengandung vitamin C dan vitamin A lima kali lebih banyak dibandingkan dengan tomat hijau. Semakin matang tomat, semakin kaya kandungan vitaminnya. Jadi, tak pelu ragu memberi si kecil tomat. Sejak usia 6 bulan, seorang anak mulai dibiasakan memakan tomat yang dicampur dengan sayuran lainnya.

Sejarah tomat

Tomat merupakan tanaman asli Benua Amerika yang tersebar dari Amerika Tengah hingga Amerika Selatan. Tanaman tomat pertama kali dibudidayakan oleh suku Inca dan suku Aztec pada tahun 700 SM. Sementara itu, bangsa Eropa mulai mengenal tomat sejak Christopherus Columbus pulang berlayar dari Amerika dan tiba di Pantai San Salvador pada tanggal 12 Oktober 1492.
Ketika itu, Columbus diperintahkan oleh Ratu Isabella dari Kerajaan Castilia, Spanyol utnuk mencari emas dan rempah-rempah, tetapi ia pulang justru membawa biji-bijian, sepertijagung, cabe, dan tomat. Meskipun ratu Isabella kecewa dengan hasil yang di bawa Columbus, tetapi akhirnya biji-bijian tersebut ditanam juga oleh para petani di Spanyol dan menyebar sampai ke beberapa Negara Eropa lainnya.
Tatkala penyebaran tomat telah mencapai Benua Eropa bagian Utara, orang-orang di daerah itu menamai tomat dengan berbagai julukan. Orang Perancis menyebut tomat dengan apel cina . Sementara itu, orang Jerman menyebutnya dengan apel surga . Lain halnya di Inggris, orang-orang di Negara kerajaan itu justru tidak percaya kalau tomat bias dimakan. Mereka menganggap tomat adalah buah beracun.
Kekhawatiran yang sama juga terjadi di antara penduduk Amerika, bahkan terus berlangsung hingga abad ke-19. namun pada tahun 1821, orang-orang Louisianan di New Orleans mulai memakai tomat dalam berbagai menu masakan mereka. Tak lama kemudian berita ini cepat menyebar sehingga banyak ditiru masyarakat luas yang menggunakan tomat sebagai campuran masakan seafood.
Penyebaran tomat di Indonesia dimulai dari Filipina dan Negara-negara Asia lainnya pada abad ke-18. Pada awalnya, tomat yang pertamakali ditanam oleh suku Inca dan suku Aztec ini masih berbuah kecil dan produktivitasnya juga masih rendah.
 Hal ini jelas berbeda dengan kondisi sekarang. Buah tomat yang dihasilkan bias menghasilkan bobot hingga 0,4 kg per buah atau 5-8 kg buah per tanaman. Selain kualitas dan buahnya yang tinggi , tanaman tomat hibrida juga mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi agroklimat, mulai daerah dataran rendah, dataran menegah, hinggga dataran tinggi. Bahkan ada juga varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit tertentu.

Diolah menjadi Lebih Baik

Berbeda dengan sayuran lainnya yang lebih bermanfaat jika dimakan mentah-mentah, ternyata tomat lebih baik dicampur dengan masakan atau dihancurkan sebelum dimakan.

Macam-macam olahan pada tomat
Para peneliti menemukan lycopene yang dikeluarkan pada tomat tersebut lebih banyak dibandingkan dengan tomat yang langsung dimakan tanpa diolah terlebih dahulu. Sayangnya, meskipun kandungan lycopen nya berlimpah, pasta tomat dan saus tomat yang dijual dipasaran sudah banyak dibubuhi bahan tambahan makanan seperti pewarna atau pengawet sintetis. Bahan tambahan ini justru merangsang munculnya banyak radikal bebas yang memicu kanker.
Hati yang terobati
Kandungan gizi pada buah tomat sudah tidak diragukan lagi. Tomat adalah sumber utama vitamin A, C dan E serta folat. Selain itu, telah banyak studi yang menunjukkan bahwa tomat juga banyak mengandung karoten (carotenoids), sebagai zat anti-oksidan yang mampu mencegah penyakit pada hati dan kanker
Salah satu karoten yang penting pada tomat adalah likopen (lycopene), yaitu zat warna yang bertanggung jawab terhadap tingkat warna merah pada buah-buahan dan sayur-sayuran, seperti pada tomat dan semangka.

Warna merah pada tomat mengandung likopen
Likopen diserap oleh tubuh melalui usus dan tingkat penyerapannya akan meningkat ketika tomat dipanaskan, diproses atau diblender. Maka jus tomat dan saus tomat akan mengandung lebih banyak likopen dibandingkan dengan buah tomat segar. Selain itu, kehadiran lemak (seperti minyak zaitun) juga dapat meningkatkan penyerapan likopen.
Dalam tubuh, likopen disirkulasikan oleh LDL (low-density lipoprotein). Di sinilah peran likopen mulai terlihat, yaitu mencegah oksidasi LDL oleh radikal bebas. Apabila oksidasi terjadi, maka partikel LDL menjadi lebih berbahaya bagi dinding arteri. Proses ini akhirnya dapat menyebabkan serangan pada hati.
Likopen tidak hanya melindungi LDL yang ada dari kerusakan, akan tetapi juga dapat mengurangi jumlah total LDL yang bersirkulasi dan total serum kolesterol. Likopen dapat secara langsung mencegah pembentukan LDL dan kenaikan jumlah LDL receptor.
Dari penjelasan di atas nampak jelas bahwa saus tomat dan jus tomat mampu mencegah penyakit pada hati. Namun, kita tetap perlu waspada terhadap asupan bahan pengawet ke dalam tubuh secara berlebihan, karena bahan pengawet ditambahkan ke dalam produk saus tomat hasil pengolahan.

Fenomena si Gelombang cinta

Oleh : sartika


            Masih ingat Gelombang Cinta? Tanaman hias jenis ini pernah ngetop dan diburu banyak penyuka tanaman hias, meski harganya bisa sampai puluhan juta rupiah. Anthurium alias gelombang cinta pernah mencapai boomingnya di pertengahan tahun 2000-an hingga kini tetap banyak peminatnya. Buktinya si pemburu gelombang cinta ini terus ada, tentunya mencari jenis-jenis baru yang unik dan langka.

Tanaman hias eksklusif

            Nama anthurium berasal dari bahasa Yunani, artinya bunga ekor. Di Indonesia, tanaman ini dikenal sebagai anthurium. Sumber genetiknya berasal dari benua Amerika yang beriklim tropis. Bicara anthurium, si raja daun asal Brazil ini sangat menyenangkan. Terlebih bagi yang menggandrunginya, rasanya tak habis membicarakan. Mulai dari keindahan daunnya, proses tumbuh, dan lainnya. Sebenarnya untuk merawat anthurium susah-susah gampang tetapi  disitulah seninya.
            Dimasa lalu, anthurium banyak menjadi hiasan taman dan istana kerajaan-kerajaan di Jawa. Konon, dipuja sebagai tanaman para raja. Di Indonesia tidak kurang terdapat 7 jenis anthurium, yaitu Anthurium cyrstalinum (kuping gajah), Anthurium pedatoradiatum (wali songo), Anthurium andreanum, Anthurium rafidooa, Anthurium hibridum (lidah gajah), Anthurium makrolobum dan Anthurium scherzerianum.
            Daya tarik utama dari anthurium adalah bentuk daunnya yang indah, unik, dan bervariasi. Daun umumnya berwarna hijau tua dengan urat dan tulang daun besar dan menonjol. Sehingga membuat sosok tanaman ini tampak kekar namun tetap memancarkan keanggunan tatkala dewasa. Tidak heran bila tanaman ini memiliki kesan mewah dan eksklusif.

       Banyak orang meletakan tanaman yang bisa dikatakan mahal ini dalam ruangan khusus untuk mengkarantina dan menjauhkan kontak dengan orang lain atau tanaman jenis lainnya, agar tanaman tak rusak.Namun, sayang, tindakan yang dilakukan secara berlebih inin justru membuat tanaman tidak sesuai harapan.

Pengkarantinaan

            Faktor lingkungan biasanya berpengaruh pada suhu, temperatur, dan kelembaban lingkungan hingga sistem pencahayaan. Sedangkan sistem sirkulasi udara, termasuk arah angin masuk dan keluar serta besaran kecepatan angin yang disarankan.
            Selain itu,sistem pencahayaan yang baik adalah sekitar 60%, dengan kelembaban cenderung tinggi dan temperatur antara 200 sampai 270 C. Untuk itulah jika ingin mengkarantina anthurium, sebaiknya perhatikan beberapa persyaratan tersebut jika tak ingin kecewa di kemudian hari.Selain itu, perawatan berlebihan juga tidak baik buat anthurium karena tindakan ini justru menyebabkan anthurium kesayangan Anda akan rusak bahkan mati. Biasanya, tanda-tanda yang sering muncul pada daun yang diakibatkan karena perawatan berlebihan seperti daun berubah jadi warna kuning yang lambat laun berubah jadi kering dan berwarna kecoklatan.
            Jika sudah terjadi tahap itu, maka dalam hitungan beberapa hari, daun pun akan berlubang dan rusak. Kalau sudah rusak, berarti kita harus menunggu tumbuhnya daun baru. Untuk itulah bagi mereka yang ingin menanam tanaman ini harus mendapat informasi selengkapnya agar tidak kecewa.


Mempercantik gelombang cinta

            Tanaman ini dipelihara dengan menyiram 1 – 2 kali sehari. Daun yang sudah tua atau rusak karena hama dan penyakit, dipotong agar tanaman tampak bersih dan menarik. Sebaiknya tanaman ini dipelihara
            Hindari sinar matahari berlebih karena sinar matahari dan suhu berlebih akan mengubah daun jadi kuning. Seperti halnya kulit yang terbakar, sinar matahari juga dapat merusak fragmentasi dan pigmentasi kesehatan daun anthurium. Jadi, waktu yang tepat untuk menjemur tanaman adalah sekitar pukul 08.00 sampai 10.00, dimana matahari belum terik. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka tanaman akan cepat rusak.
            Hingga saat ini belum ada lembaga penelitian yang membuktikan bahwa sang primadona punya khasiat tertentu. Sejauh ini, yang sudah jelas adalah Gelombang Cinta itu termasuk tanaman anthurium yang tampilannya memang layak diandalkan sebagai hiasan. Lalu, bak mitos, Gelombang Cinta ternyata jadi primadona yang mampu menyedot cinta para pecinta tanaman hias sehingga harganya pun membubung. Boleh jadi, daya magnet sang primadona ini sesuai namanya: Gelombang Cinta. Menghanyutkan, bisa juga membutakan. Dan, jika sudah begitu, harga tak masuk akal pun 'ditabrak' terus.

Buah Kepel Kegemaran Putri Keraton

Oleh : Sartika


            Kepel adalah nama pohon dan buah yang mempunyai nama ilmiah Stelechocarpus burahol. Tumbuhan penghasil buah yang menjadi kegemaran para putri keraton Jawa sejak jaman dulu ini kini termasuk salah satu tanaman langka di Indonesia. Pohon ini mempunyai arti filosofis tersendiri bagi keraton di samping buahnya berguna untuk memelihara kecantikan puteri-puterinya atau menjadi deodoran (penghilang bau badan). Daunnya berkhasiat menurunkan kolesterol.
            Reputasi kepel sebagai tanaman keraton membuat rakyat jelata di Pulau Jawa jaman dulu enggan menanamnya. Pada jaman penjajahan orang percaya bahwa hanya orang yang kuat lahir batin yang mampu meniru gaya hidup keluarga keraton. Orang yang tidak kuat akan kualat. Kepercayaan waktu itu adalah hanya pejabat setingkat adipati yang pantas dan kuat lahir batin meniru perilaku keluarga kerajaan. Rakyat jelata takut menanam kepel karena takut kualat.

Filosofi kepel

            Pohon Kepel menjadi kegemaran para putri keraton di Jawa selain lantaran memiliki nilai filosofi sebagai perlambang kesatuan dan keutuhan mental dan fisik, buah kepel juga dipercaya mempunyai berbagai khasiat dibidang kecantikan. Buah Kepel telah menjadi deodoran (penghilang bau badan) bagi para putri keraton. Sayang justru karena itu masyarakat jelata tidak berani menanam pohon ini sehingga menjadi langka.

Burahol nan Langka

            Tumbuhan langka ini dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Kepel Aple. Pada masyarakat beberapa daerah di Indonesia dikenal juga sebagai buah dan pohon kecindul, cindul, simpol, turalak dan Jawa Barat buah kepel ini dinamai burahol yang kemudian dicomot menjadi nama latin tumbuhan ini Stelechocorpus burahol.
            Orang Jawa menamainya kepel karena besarnya sekepal tangan orang dewasa. Pohon kepel bisa tumbuh mencapai ketinggian sampai 20 meter. Dengan ketinggian ini pohon kepel amat layak dijadikan pohon peneduh.
            Bentuk batang pohon ini tegak lurus dengan tajuk berbentuk kerucut sehingga menarik untuk dijadikan tanaman hias. Buah pohon ini tidak tumbuh di dahan seperti pohon lain. Pada kulit batangnya terdapat benjolan-benjolan. Benjolan-benjolan ini merupakan bekas tempat bunga dan buah  karena bunga dan buah kepel memang muncul di batang pohon bukannya di pucuk ranting atau dahan.


            Selain bisa ditemui di keraton-keraton yang ada di Pulau Jawa, pohon kepel masih bisa ditemui di Taman Buah Mekarsari, TMII, Taman Sringanis Bogor, Taman Kyai Langgeng Magelang, Kebun Raya Bogor dan beberapa kebun tanaman langka.
           
Pohon hias potensial
            Pohon lumayan indahnya, dengan batang yang tegak lurus, dan tajuk berbentuk kerucut. Cabang-cabangnya tumbuh hampir mendatar. Di daerah atasan lebih kecil daripada di daerah bawahan, sehingga membentuk kerucut alami yang indah.


Pohon kepel
            Kalau usai berbuah kemudian menumbuhkan tunas daun muda yang baru, pohon itu lebih semarak lagi, karena hijaunya daun tua dihias dengan warna merah daun muda seperti daun kayu manis. Daun itu akan lebih mengkilat kalau tertimpa sinar matahari. Tak mengherankan, kalau ia disukai sebagai tanaman hias oleh para putri keraton.

Pengharum Badan

            Daging buahnya yang tipis manis, berwarna jingga dan megeluarkan aroma seperti bunga mawar bercampur buah sawo pada ekskresi tubuh. Buah ini adalah deodoran alami para puteri Keraton Mataram di jaman dahulu. Keringat puteri-puteri keraton yang makan buahnya akan berbau harum setelah makan buah ini. Air seninya juga akan berbau harum. Napas pun akan harum. Kebiasaan puteri-puteri Mataram ini kemudian ditiru oleh keraton-keraton lain yang ada di Pulau Jawa.
            Khasiat lain buah kepel adalah sifat diuretiknya yang mampu memperlancar air seni. Oleh sebab itu kepel dipercaya mampu membersihkan ginjal dan dengan sifat diuretiknya buah kepel bisa juga digunakan sebagai alat pencegah kehamilan tradisional. Namun sayang, belum ada penelitian ilmiah yang menerangkan zat-zat apa yang menyebabkan sifat diuretik pada buah ini. 




Buah kepel
Kandungan vitamin C dalam buah kepel juga sangat tinggi. Wanita hamil yang makan buah kepel dipercaya akan melahirkan bayi yang cantik. Kulit bayi akan terlihat bersih. Khasiat vitamin C dosis tinggi ini membuat kulit menjadi bersih. Dari dalam tubuh kandungan buah kepel ini membersihkan darah,menguatkan liver, paru-paru dan ginjal.

Mengatasi kolesterol

            Selain pohon dan buahnya yang memiliki manfaat ternyata daun kepel bisa juga dimanfaatkan untuk menurunkan kolesterol. Daun yang paling muda yang digunakan sebagai lalap daun kepel. Biasanya bagi orang yang tidak menyukai lalap dapat minum rebusan daun kepel untuk menurunkan kadar kolesterol. Rebusan dibuat dari 7 lembar daun kepel dan 3 gelas air. Air dan daun kepel ini kemudian direbus sampai tersisa satu setengah gelas. Air rebusan daun kepel ini diminum dua kali sehari, masing-masing sebanyak tiga perempat gelas.
            Sebuah ironi, pohon Kepel yang sarat filosofi dan manfaat yang digemari oleh para putri keraton justru pohon tersebut menjadi langka dan terancam punah lantaran rakyat jelata takut kuwalat jika ikut menanamnya. Apakah ini menyadarkan kita bahwa kita tidak boleh terlalu menggantungkan asa pada para penguasa. Kitalah, rakyat yang bisa menentukan lestari tidaknya alam ini termasuk pohon Kepel, pohon Burahol agar generasi penerus kita bisa tau apa itu buah kepel tidak hanya melihat dari internet.

Kecoa serangga purba nan ‘sakti’

oleh : Sartika


          Semua orang tahu kecoa. Setiap kali melihatnya orang cenderung bereaksi dengan perasaan jijik. Baunya yang tidak sedap ditambah kotoran dan kuman yang ditinggalkan di setiap tempat yang ia hinggapi, membuat manusia menyebutnya sebagai binatang yang menjijikkan. Tak heran, keberadaan kecoa dianggap sebagai indikator sanitasi yang buruk. Serangga yang hidupnya mengalami metamorfosis tidak sempurna ini memang sangat menyukai tempat-tempat yang kotor dan bau. Bergelut dengan kotoran dan bau tidak menjadikan kecoa rentan terhadap penyakit. Pernahkah Anda menyadari bahwa kecoa bisa bertahan di hampir semua musim dan iklim di permukaan bumi?

kecoa


Serangga purba nan tangguh

            Tubuhnya kecil, mungil, tampak ringkih dan menjijikkan. Seringkali terlihat melintas di relung-relung gelap dapur, kamar tidur, kamar mandi. Ia memang menyebar di sekitar lingkungan manusia. Siapa sangka penyusup memuakkan ini ternyata sudah bertahan hidup selama jutaan tahun di planet bumi.
            Hanya sedikit spesies serangga yang mampu bertahan hidup seperti mahluk bernama kecoa ini. Ia memiliki sistem tubuh yang bisa beradaptasi dengan lingkungan paling ekstrem.
            Banyak ahli berpendapat, kecoa sudah ada di permukaan bumi ini sejak 300 juta tahun silam. Keberadaan kecoa sejak jaman purba itu dibuktikan dengan temuan fosil. Fosil kecoa yang tertua diidentifikasi dari periode Carboniferous diakhir periode Devonian sekitar 354-295 juta tahun lalu. Walau pun bentuk kecoa purba ini lebih mirip belalang.
            Pada saat ini kecoa-kecoa"modern" sebagai keturunan kecoa purba, yang kini diketahui, terdiri dari 3.500 jenis dari enam keluarga. Mereka menyebar di seluruh dunia dan lingkungan kecuali di kawasan kutub. Jenis kecoa yang sering dijumpai di daerah permukiman adalah Periplaneta americana, Blatta orientalis, Blatella germanica dan Suppella longipalpa.

Mengungsi dan berkoloni

            Pada dasarnya kecoa punya banyak musuh. Di alam bebas, nasib kecoa akan berakhir di dalam perut burung, mamalia kecil dan hewan amfibi. Kecoa di alam liar menjadi santapan lezat banyak predator serangga. Namun di lingkungan manusia, kecoa tak punya musuh yang mematikan kecuali kita.
            Karena tulah beberapa spesies kecoa yang sangat terancam di lingkungan liar akan mengungsi ke lingkungan manusia. Di sini ia berkembang biak dengan pesat, beranak pinak dan membentuk koloni yang membuat kita bergidik jika menghitung angkanya.
            Dalam hal berkembang biak, kecoak bisa menghasilkan 40 ekor kecoak Junior dalam sebulan. Mereka adalah kaum Omnivora yang bisa memakan Feses, lem, sisa makanan di dapur, organisme mati (termasuk mayat manusia), bahkan keturunannya sendiri.
telur kecoa


Kesaktian kecoa
            Kecoa bisa bertahan di iklim panas yang "membakar" atau dingin yang membeku. Kecoa juga mampu bertahan terhadap hampir semua efek radiasi termasuk nuklir. Hasil penelitian di bekas jatuhnya bom atom, kecoa-lah satu-satunya mahluk yang selamat dari efek radiasi nuklir tersebut.
            Sebagai serangga, daya tahan kecoa memang bisa diacungi jempol. Binatang ini mampu hidup selama sebulan tanpa kepala, sampai akhirnya mati kelaparan. Rahasianya, kecoa tidak butuh kepala untuk bernapas atau otak untuk mengontrol tubuh karena mereka bernapas melalui ventilator di seluruh tubuhnya dan otak tidak mengontrol fungsi ini. Ia bahkan tidak kehilangan darah karena Serangga tidak memiliki tekanan darah seperti pada mamalia. Kecoa tanpa kepala dapat bertahan hidup cukup lama. Tidak ada kepala hanya sedikit mengganggu sensor dan kinerjanya. Karena itulah walaupun kepalanya sudah terpisah dari badannya, kecoa tetap bisa bertahan hidup hingga beberapa minggu sampai cadangan makanan dalam tubuhnya habis.




kecoa kepala dengan buntung
            Kesaktian lainnya, kecoa termasuk spesies serangga "tahan pukul." Jika tidak sampai hancur atau remuk, kecoa bisa menahan benturan dan mampu bertahan hidup walau menderita luka. Memang mekanisme pertahanan akan merespons pukulan dengan gerakan diam seolah mati, tapi setelah itu ia akan melarikan diri. Ketahanan tubuhnya terhadap benturan disokong oleh lapisan pelindung di sekujur tubuhnya. Persis seperti baju besi pada kesatria berkuda zaman pertengahan.
            Sistem tubuhnya dengan cepat bisa mengantisipasi racun pembasmi serangga. Ada fakta yang menunjukkan bahwa kecoa-kecoa yang selamat dari insektisida akan "berdamai" dengan racun yang tersisa di tubuhnya. Setelah berhasil menjinakkan racun itu, ia akan meneruskan kemampuan itu dari generasi ke generasi. Inilah yang termasuk kelompok kecoa "mutan" yang kebal terhadap racun pembasmi serangga.
            Begitu pun, kecoa yang tergolong ordo Blattodea adalah mata rantai penting dalam siklus rantai makanan di alam liar. Karena kecoa menjadi tumbal makanan untuk menjamin spesies lain bisa bertahan hidup. Maka hentikan impian Anda untuk membasmi habis si kecoa. Pemberantasan habis-habisan terhadap serangga ini akan menjadi bencana lingkungan yang besar.