Jumat, 04 Februari 2011

.


Nur'aeni
Bekatul, Intan yang Sempat Terbuang

Selama ini bekatul yang merupakan hasil samping penggilingan padi hanya dipandang bersifat limbah dan hanya dimanfaatkan sebagai pakan ternak yang memiliki nilai ekonomi rendah. Sebenarnya bekatul padi dapat digunakan sebagai bahan baku industri makanan, industri farmasi maupun industri kecantikan yang dapat memilki nilai jual yang tinggi karena kelimpahan zat-zat yang bermanfaat didalamnya.
 
Berkenalan dengan Bekatul
Dalam pengertian sehari-hari yang dimaksud beras adalah gabah yang bagian kulitnya sudah dibuang dengan cara digiling dan disosoh menggunakan alat pengupas dan penggiling (huller) serta penyosoh (polisher). Gabah yang hanya terkupas bagian kulit luarnya (sekam), disebut beras pecah kulit (brown rice). Proses penyosohan beras pecah kulit tersebut kemudian menghasilkan beras giling, dedak dan bekatul.
beras
Proses penggilingan beras hingga beras giling, dedak dan bekatul
Bekatul adalah hasil samping penggilingan padi. Setelah beras dipisahkan dari sekam (kulit luar gabah), kemudian dilakukan penyosohan. Proses penyosohan dilakukan dua kali, penyosohan  pertama menghasilkan dedak (seratnya masih kasar), sedangkan penyosohan kedua menghasilkan bekatul (rice bran) yang bertekstur halus. Namun seringkali di penggilingan antara dedak dan bekatul tidak dipisahkan.
Yang dimaksud dengan dedak adalah hasil sampingan dari proses penggilingan padi yang terdiri dari lapisan sebelah luar dari butiran padi dengan sejumlah lembaga biji. Sementara bekatul adalah lapisan sebelah dalam dari butiran padi, termasuk sebagian kecil endosperm berpati.
http://kadaikopi.com/wp-content/uploads/2009/05/beras41-300x227.png
Morfologi padi
Dari segi gizi, kandungan gizi beras putih sebenarnya sudah sangat sedikit, sebab kandungan utamanya adalah karbohidrat. Kandungan gizi di luar karbohidrat seperti serat, vitamin B kompleks, protein, tiamin, niasin serta tokoferol dan aneka zat gizi lain justru ada di bekatul. Sayangnya bekatul saat ini justru dikenal hanya sebagai pakan ternak saja, sementara manusia hanya mengkonsumsi beras putih. Tak heran bila sekarang banyak terserang aneka penyakit seperti konstipasi, kanker kolon, hipertensi, hiperkolesterol, diabetes mellitusdan penyakit berbahaya lainnya karena zat sehat yang terdapat dalam menu sehari-hari sangat minim dan secara tidak sadar dibuang secara percuma.

Sudahkah Anda Makan Bekatul Hari Ini? “Saya makan Dua!”
 Istilah probiotik dan prebiotik, maupun kombinasi keduanya (sinbiotik), sudah sangat sering kita dengar dalam beberapa produk makanan dan minuman.  Untuk beberapa produsen, istilah-istilah ini menjadi nilai jual, untuk menaikkan image dan menunjukkan pada konsumen bahwa produk mereka mempunyai keunggulan dibanding produk pesaingnya.  
Tulisan : “mengandung prebiotik” atau “dilengkapi dengan probiotik”, sering kita temui pada label kemasan beberapa produk makanan dan minuman.  Atau juga kita pasti pernah mendengar iklan salah satu produk susu fermentasi yang menganjurkan untuk : “saya minum dua”.  Hal ini menunjukkan bahwa prebiotik/probiotik/sinbiotik selain diharapkan dapat meningkatkan kualitas produk yang diproduksinya, juga menjadi alat promosi, yang dapat digunakan untuk strategi pemasaran dari produknya.
Sedangkan prebiotik itu sendiri didefinisikan sebagai bahan pangan yang tidak dapat dicerna dengan cara merangsang pertumbuhan dan aktivitas mikrobiota yang menguntungkan di dalam saluran pencernaan. Efek prebiotok dapat meningkatkan kesehatan pencernaan inang seperti dapat mencegah timbulnya kanker usus besar karena sifat prebiotik sebagai bahan anti-radang. Prebiotik difermentasi dalam saluran pencernaan sebagai sumber karbon dan sumber energi menjadi asam lemak rantai pendek (SCFAs) sehingga dapat digunakan mikrobiota untuk berkembang di dalam usus besar.
Suatu bahan pangan dapat diklasifikasikan sebagai prebiotik bila memenuhi persyaratan berikut : (i) Tidak terhidrolisis atau terserap pada saluran pencernaan bagian atas, (ii) Secara selektif dapat menstimulir pertumbuhan bakteri yang menguntungkan pada kolon, dan (iii) Dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen, sehingga secara sistemik dapat meningkatkan kesehatan.
Dan hasil penelitian Komiyama dari perusahaan Farmasi di Jepang memberikan gambaran yang cukup jelas, bahwa ternyata bekatul dapat memenuhi persyaratan sebagai bahan pangan yang berprebiotik sehingga bekatul siap tancap gas guna berlagak disirkuit persaingan pasar.

Bekatul Menjelma menjadi Primadona.
Sebelumnya bekatul hanyalah seonggok limbah yang memiliki penampilan dan rasa yang buruk, yang jika ada orang yang mau mengkonsumsinya adalah hanya orang-orang desa saja, tetapi sekarang bekatul menjelma menjadi primadona. Karena begitu berlimpahnya zat gizi yang terkandung didalamnya dan khasiat yang diberikan, maka sekarang baik itu orang desa sampai orang metropolitan sudah menganggap bekatul sebagai pangan fungsional bagi mereka. Dimana mereka sudah menggunakan bekatul dalam berbagai bentuk makanan yang mereka suka seperti bekatul yang dicampur dalam pembuatan biskuit, kue, dan lain-lain.
http://www.bekatul.net/_/rsrc/1281982037583/bekatul-kesehatan/caramengonsumsibekatul/bekatul%20canti3.jpg?height=260&width=320
Kue berkomposisi bekatul
Karena Wanita Ingin Dimengerti
Bekatul tidak hanya mengerti akan urusan perut dan kesehatan saja, tetapi bekatul juga mengerti apa yang dimau oleh wanita.  Kenapa tidak? Karena bekatul sangat baik untuk melangsingkan tubuh para wanita yang ingin berpenampilan seperti para model. Bekatul mengandung banyak serat dan vitamin yang memberikan efek kenyang cukup lama. Akibatnya, setelah mengonsumsi bekatul tidak ada keinginan untuk ngemil yang bisa mengakibatkan badan menjadi melar. Dan, tidak hanya kaya serat, bekatul juga rendah kalori, sehingga tidak akan menambah persentase asupan kalori dalam tubuh.
 Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi Driselase (fraksi non-lemak) dari bekatul mengandung total asam amino esensial seperti asam glutamat, glisin, asam aspartat, arginin, lisin dengan jumlah masing-masing adalah 116, 72, 67, 48, 43 mmol/kg, serta beberapa asam amino esensial lainnya.
Kandungan asam amino serta  g-Oryzanol yang terdapat pada bekatul diketahui sangat sesuai untuk memberikan efek perlindungan kulit yaitu dengan melindungi kulit dari sengatan matahari.  
Di beberapa negara maju, khususnya di Jepang dan Amerika Serikat, bekatul dan beberapa komponen bioaktifnya telah disuplementasi sebagai ingredient pada produk-produk kecantikan.  Produk-produk tersebut antara lain sabun mandi,  shampo, pelembab dan pembersih kulit, serta pelembab muka dengan jumlah penggunaan bioaktif dari bekatul tersebut berkisar antara 0,1 sampai 2,0 persen.


 Dengan semakin banyaknya penyakit yang bermunculan akibat dari mengkonsumsi makanan yang enak tapi membahayakan bagi tubuh, maka tidak ada salahnya jika kita menerapkan pola makan yang sehat dengan senantiasa mengkonsumsi bekatul baik dalam bentuk suplemen atau sudah diolah dalam bentuk makanan lain  dengan rutin guna menjaga kesehatan tubuh kita.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar