Senin, 07 Februari 2011

Tomat sang penyelamat

Oleh : Nurhasanah Saripah



Jika anda seorang ibu rumah tangga mungkin sudah sangat kenal dengan tomat. Bahkan tidak hanya ibu rumah tangga, anak-anak sampai orang tua pun mengetahuinya. Namun mungkin mereka hanya tau bahwa tomat hanya untuk pelengkap bumbu masakan atau minuman (jus). Tomat adalah tanaman yang paling mudah dijumpai. Warnanya yang cerah sungguh menarik. Selain kaya vitamin C dan A, tomat konon dapat mengobati bermacam penyakit.
Tapi tomat seperti apa yang baik dikonsumsi? Jika melihat dipasaran, kita bisa menemukan tomat dengan dua warna, yakni warna merah dan hijau. Perbedaan warna ini menunjukan kandungan vitaminnya. Tomat berwarna merah mengandung vitamin C dan vitamin A lima kali lebih banyak dibandingkan dengan tomat hijau. Semakin matang tomat, semakin kaya kandungan vitaminnya. Jadi, tak pelu ragu memberi si kecil tomat. Sejak usia 6 bulan, seorang anak mulai dibiasakan memakan tomat yang dicampur dengan sayuran lainnya.

Sejarah tomat

Tomat merupakan tanaman asli Benua Amerika yang tersebar dari Amerika Tengah hingga Amerika Selatan. Tanaman tomat pertama kali dibudidayakan oleh suku Inca dan suku Aztec pada tahun 700 SM. Sementara itu, bangsa Eropa mulai mengenal tomat sejak Christopherus Columbus pulang berlayar dari Amerika dan tiba di Pantai San Salvador pada tanggal 12 Oktober 1492.
Ketika itu, Columbus diperintahkan oleh Ratu Isabella dari Kerajaan Castilia, Spanyol utnuk mencari emas dan rempah-rempah, tetapi ia pulang justru membawa biji-bijian, sepertijagung, cabe, dan tomat. Meskipun ratu Isabella kecewa dengan hasil yang di bawa Columbus, tetapi akhirnya biji-bijian tersebut ditanam juga oleh para petani di Spanyol dan menyebar sampai ke beberapa Negara Eropa lainnya.
Tatkala penyebaran tomat telah mencapai Benua Eropa bagian Utara, orang-orang di daerah itu menamai tomat dengan berbagai julukan. Orang Perancis menyebut tomat dengan apel cina . Sementara itu, orang Jerman menyebutnya dengan apel surga . Lain halnya di Inggris, orang-orang di Negara kerajaan itu justru tidak percaya kalau tomat bias dimakan. Mereka menganggap tomat adalah buah beracun.
Kekhawatiran yang sama juga terjadi di antara penduduk Amerika, bahkan terus berlangsung hingga abad ke-19. namun pada tahun 1821, orang-orang Louisianan di New Orleans mulai memakai tomat dalam berbagai menu masakan mereka. Tak lama kemudian berita ini cepat menyebar sehingga banyak ditiru masyarakat luas yang menggunakan tomat sebagai campuran masakan seafood.
Penyebaran tomat di Indonesia dimulai dari Filipina dan Negara-negara Asia lainnya pada abad ke-18. Pada awalnya, tomat yang pertamakali ditanam oleh suku Inca dan suku Aztec ini masih berbuah kecil dan produktivitasnya juga masih rendah.
 Hal ini jelas berbeda dengan kondisi sekarang. Buah tomat yang dihasilkan bias menghasilkan bobot hingga 0,4 kg per buah atau 5-8 kg buah per tanaman. Selain kualitas dan buahnya yang tinggi , tanaman tomat hibrida juga mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi agroklimat, mulai daerah dataran rendah, dataran menegah, hinggga dataran tinggi. Bahkan ada juga varietas yang tahan terhadap hama dan penyakit tertentu.

Diolah menjadi Lebih Baik

Berbeda dengan sayuran lainnya yang lebih bermanfaat jika dimakan mentah-mentah, ternyata tomat lebih baik dicampur dengan masakan atau dihancurkan sebelum dimakan.

Macam-macam olahan pada tomat
Para peneliti menemukan lycopene yang dikeluarkan pada tomat tersebut lebih banyak dibandingkan dengan tomat yang langsung dimakan tanpa diolah terlebih dahulu. Sayangnya, meskipun kandungan lycopen nya berlimpah, pasta tomat dan saus tomat yang dijual dipasaran sudah banyak dibubuhi bahan tambahan makanan seperti pewarna atau pengawet sintetis. Bahan tambahan ini justru merangsang munculnya banyak radikal bebas yang memicu kanker.
Hati yang terobati
Kandungan gizi pada buah tomat sudah tidak diragukan lagi. Tomat adalah sumber utama vitamin A, C dan E serta folat. Selain itu, telah banyak studi yang menunjukkan bahwa tomat juga banyak mengandung karoten (carotenoids), sebagai zat anti-oksidan yang mampu mencegah penyakit pada hati dan kanker
Salah satu karoten yang penting pada tomat adalah likopen (lycopene), yaitu zat warna yang bertanggung jawab terhadap tingkat warna merah pada buah-buahan dan sayur-sayuran, seperti pada tomat dan semangka.

Warna merah pada tomat mengandung likopen
Likopen diserap oleh tubuh melalui usus dan tingkat penyerapannya akan meningkat ketika tomat dipanaskan, diproses atau diblender. Maka jus tomat dan saus tomat akan mengandung lebih banyak likopen dibandingkan dengan buah tomat segar. Selain itu, kehadiran lemak (seperti minyak zaitun) juga dapat meningkatkan penyerapan likopen.
Dalam tubuh, likopen disirkulasikan oleh LDL (low-density lipoprotein). Di sinilah peran likopen mulai terlihat, yaitu mencegah oksidasi LDL oleh radikal bebas. Apabila oksidasi terjadi, maka partikel LDL menjadi lebih berbahaya bagi dinding arteri. Proses ini akhirnya dapat menyebabkan serangan pada hati.
Likopen tidak hanya melindungi LDL yang ada dari kerusakan, akan tetapi juga dapat mengurangi jumlah total LDL yang bersirkulasi dan total serum kolesterol. Likopen dapat secara langsung mencegah pembentukan LDL dan kenaikan jumlah LDL receptor.
Dari penjelasan di atas nampak jelas bahwa saus tomat dan jus tomat mampu mencegah penyakit pada hati. Namun, kita tetap perlu waspada terhadap asupan bahan pengawet ke dalam tubuh secara berlebihan, karena bahan pengawet ditambahkan ke dalam produk saus tomat hasil pengolahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar