Senin, 07 Februari 2011

Kecoa serangga purba nan ‘sakti’

oleh : Sartika


          Semua orang tahu kecoa. Setiap kali melihatnya orang cenderung bereaksi dengan perasaan jijik. Baunya yang tidak sedap ditambah kotoran dan kuman yang ditinggalkan di setiap tempat yang ia hinggapi, membuat manusia menyebutnya sebagai binatang yang menjijikkan. Tak heran, keberadaan kecoa dianggap sebagai indikator sanitasi yang buruk. Serangga yang hidupnya mengalami metamorfosis tidak sempurna ini memang sangat menyukai tempat-tempat yang kotor dan bau. Bergelut dengan kotoran dan bau tidak menjadikan kecoa rentan terhadap penyakit. Pernahkah Anda menyadari bahwa kecoa bisa bertahan di hampir semua musim dan iklim di permukaan bumi?

kecoa


Serangga purba nan tangguh

            Tubuhnya kecil, mungil, tampak ringkih dan menjijikkan. Seringkali terlihat melintas di relung-relung gelap dapur, kamar tidur, kamar mandi. Ia memang menyebar di sekitar lingkungan manusia. Siapa sangka penyusup memuakkan ini ternyata sudah bertahan hidup selama jutaan tahun di planet bumi.
            Hanya sedikit spesies serangga yang mampu bertahan hidup seperti mahluk bernama kecoa ini. Ia memiliki sistem tubuh yang bisa beradaptasi dengan lingkungan paling ekstrem.
            Banyak ahli berpendapat, kecoa sudah ada di permukaan bumi ini sejak 300 juta tahun silam. Keberadaan kecoa sejak jaman purba itu dibuktikan dengan temuan fosil. Fosil kecoa yang tertua diidentifikasi dari periode Carboniferous diakhir periode Devonian sekitar 354-295 juta tahun lalu. Walau pun bentuk kecoa purba ini lebih mirip belalang.
            Pada saat ini kecoa-kecoa"modern" sebagai keturunan kecoa purba, yang kini diketahui, terdiri dari 3.500 jenis dari enam keluarga. Mereka menyebar di seluruh dunia dan lingkungan kecuali di kawasan kutub. Jenis kecoa yang sering dijumpai di daerah permukiman adalah Periplaneta americana, Blatta orientalis, Blatella germanica dan Suppella longipalpa.

Mengungsi dan berkoloni

            Pada dasarnya kecoa punya banyak musuh. Di alam bebas, nasib kecoa akan berakhir di dalam perut burung, mamalia kecil dan hewan amfibi. Kecoa di alam liar menjadi santapan lezat banyak predator serangga. Namun di lingkungan manusia, kecoa tak punya musuh yang mematikan kecuali kita.
            Karena tulah beberapa spesies kecoa yang sangat terancam di lingkungan liar akan mengungsi ke lingkungan manusia. Di sini ia berkembang biak dengan pesat, beranak pinak dan membentuk koloni yang membuat kita bergidik jika menghitung angkanya.
            Dalam hal berkembang biak, kecoak bisa menghasilkan 40 ekor kecoak Junior dalam sebulan. Mereka adalah kaum Omnivora yang bisa memakan Feses, lem, sisa makanan di dapur, organisme mati (termasuk mayat manusia), bahkan keturunannya sendiri.
telur kecoa


Kesaktian kecoa
            Kecoa bisa bertahan di iklim panas yang "membakar" atau dingin yang membeku. Kecoa juga mampu bertahan terhadap hampir semua efek radiasi termasuk nuklir. Hasil penelitian di bekas jatuhnya bom atom, kecoa-lah satu-satunya mahluk yang selamat dari efek radiasi nuklir tersebut.
            Sebagai serangga, daya tahan kecoa memang bisa diacungi jempol. Binatang ini mampu hidup selama sebulan tanpa kepala, sampai akhirnya mati kelaparan. Rahasianya, kecoa tidak butuh kepala untuk bernapas atau otak untuk mengontrol tubuh karena mereka bernapas melalui ventilator di seluruh tubuhnya dan otak tidak mengontrol fungsi ini. Ia bahkan tidak kehilangan darah karena Serangga tidak memiliki tekanan darah seperti pada mamalia. Kecoa tanpa kepala dapat bertahan hidup cukup lama. Tidak ada kepala hanya sedikit mengganggu sensor dan kinerjanya. Karena itulah walaupun kepalanya sudah terpisah dari badannya, kecoa tetap bisa bertahan hidup hingga beberapa minggu sampai cadangan makanan dalam tubuhnya habis.




kecoa kepala dengan buntung
            Kesaktian lainnya, kecoa termasuk spesies serangga "tahan pukul." Jika tidak sampai hancur atau remuk, kecoa bisa menahan benturan dan mampu bertahan hidup walau menderita luka. Memang mekanisme pertahanan akan merespons pukulan dengan gerakan diam seolah mati, tapi setelah itu ia akan melarikan diri. Ketahanan tubuhnya terhadap benturan disokong oleh lapisan pelindung di sekujur tubuhnya. Persis seperti baju besi pada kesatria berkuda zaman pertengahan.
            Sistem tubuhnya dengan cepat bisa mengantisipasi racun pembasmi serangga. Ada fakta yang menunjukkan bahwa kecoa-kecoa yang selamat dari insektisida akan "berdamai" dengan racun yang tersisa di tubuhnya. Setelah berhasil menjinakkan racun itu, ia akan meneruskan kemampuan itu dari generasi ke generasi. Inilah yang termasuk kelompok kecoa "mutan" yang kebal terhadap racun pembasmi serangga.
            Begitu pun, kecoa yang tergolong ordo Blattodea adalah mata rantai penting dalam siklus rantai makanan di alam liar. Karena kecoa menjadi tumbal makanan untuk menjamin spesies lain bisa bertahan hidup. Maka hentikan impian Anda untuk membasmi habis si kecoa. Pemberantasan habis-habisan terhadap serangga ini akan menjadi bencana lingkungan yang besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar