Jumat, 28 Januari 2011

Feces berharga emas


oleh : Dianita ery prasiska




Kalau Anda salah seorang penggemar kopi, aneh rasanya kalau belum pernah mendengar kopi luwak. Jenis kopi asli Indonesia ini,  konon merupakan jenis kopi termahal di dunia, bahkan sampai masuk ke Guiness Book of Records. Tidak heran,di pasaran dunia untuk sekilo kopi Luwak, orang harus membayar sekitar 13 juta rupiah. Sadis bukan? Padahal kalau mendengar tentang proses “pengolahan” kopi Luwak, malah membuat orang jadi berpikir ulang untuk mengkonsumsinya. Kemasyhuran kopi ini telah terkenal sampai luar negeri. Dengan harga yang tentunya selangit.
Bangsa musang




     Musang luak
Musang luwak adalah salah satu jenis hewan menyusui (mamalia) liar yang kerap ditemui di sekitar pemukiman dan bahkan perkotaan. Hewan ini amat pandai memanjat,dan lebih kerap berkeliaran di atas pepohonan, meskipun tidak segan pula untuk turun ke tanah. Musang juga bersifat nokturnal, aktif di malam hari untuk mencari makanan dan lain-lain aktivitas hidupnya.
            Dalam gelap malam tidak jarang musang luwak terlihat berjalan di atas atap rumah, meniti kabel listrik untuk berpindah dari satu bangunan ke lain bangunan.Musang ini kerap dituduh sebagai pencuri ayam, walaupun tampaknya lebih sering memakan aneka buah-buahan yang cukup baik dan masak termasuk buah kopi sebagai makanannya. Luwak akan memilih buah kopi yang betul-betul masak sebagai makanannya, dan setelahnya, biji kopi yang dilindungi kulit keras dan tidak tercerna akan keluar bersama feces luwak.
Protein yang bersembunyi dalam Biji

  
                                                                      biji kopi luak
Pada saat biji berada dalam system pencernaan luwak, terjadi proses fermentasi secara alami selama kurang lebih 10 jam. Prof. Massiomo Marcone dari Guelpg University, Kanada, menyebutkan fermentasi pada pencernaan luwak ini meningkatkan kualitas kopi karena selain barada pada suhu fermentasi optimal 24 - 260 Celcius juga dibantu dengan enzim dan bakteri yang ada pada pencernaan luwak. Kandungan protein kopi luwak lebih rendah ketimbang kopi biasa karena perombakan protein melalui fermentasi lebih optimal.

            Protein ini berperan sebagai pembentuk rasa pahit pada kopi saat disangrai sehingga kopi luwak tidak sepahit kopi biasa karena kandungan proteinnya rendah. Komponen yang menguap pun berbeda antara kopi luwak dan kopi biasa. Terbukti aroma dan citarasa kopi luwak sangat khas. Proses fermentasi tak lazim oleh luwak ini membuat sebagian orang enggan mengkonsumsinya karena jijik atau takut. Padahal menurut Massimo, kandungan bakteri pada kopi luwak yang
telah dioven lebih rendah daripada kopi dengan proses biasa.




Proses Terbentuknya Kopi Luwak

                                                                          Biji kopi
Kopi luwak merupakan biji kopi matang pohon yang dimakan oleh binatang luwak dan dikeluarkan bersamaan dengan kotoran binatang tersebut.
Jadi, di dalam pencernaan luwak, biji kopi tetap utuh tidak tercerna karena keras, tetapi mengalami proses pencampuran dan fermentasi dengan makanan luwak lainnya.
Sebagai pemakan tumbuh-tumbuhan, buah-buahan, dan bunga-bungaan, luwak merupakan binatang yang pandai memilih makanan yang baik untuknya. Maka, proses fermentasi di dalam pencernaan luwak itulah yang membuat rasa kopi ini berbeda. Aromanya lebih harum serta ada rasa pahit dan getir asam yang lebih khas dan spesial.proses terbentuknya kopi luwak yaitu Biji Kopi yang sudah matang di pohon, di petik dan di makan oleh luwak, Tubuh luwak hanya akan mencerna daging buahnya saja, sementara bijinya nanti akan tetap utuh saat dikeluarkan kembali dalam bentuk feces. Biji kopi yang dicari adalah yang menempel pada kotoran luwak tersebut. Secara fisik, biji kopi luwak dan kopi lain bisa dibedakan dari warna dan aromanya. Biji kopi luwak berwarna kekuningan dan wangi, sedangkan biji kopi biasa berwarna hijau dan kurang harum.selanjutnya Kotoran itu di bersihkan dan dikeringkan.Biasanya proses pencucian ini akan berlangsung cukup lama hingga didapatkan biji kopi yang masih terbungkus kulit tanduk yang berwarna putih kekuningan. Kemudian di Jemur secara alami yaitu di bawah sinar matahari.Proses pengeringan ini harus benar-benar sempurna untuk memudahkan proses pengupasan kulit tanduk dan untuk mengurangi kadar air yang cukup. Setelah benar-benar kering biji kopi akan dikupas kulit tanduknya.Cara tradisional untuk mengupas kulit biji kopi luwak adalah dengan menumbuknya, tidak perlu kuat-kuat, cukup agar kulit terkelupas saja, karena jika menumbuk terlalu kuat maka biji kopi luwak akan hancur / tidak utuh lagi. Dengan cara manual biji kopi dipilih satu demi satu, untuk memisahkan biji yang berkulit tanduk dan yang terkelupas, hasilnya adalah biji kopi dengan kulit ari yang berwarna perak.
Kopi luwak sangat mantap rasanya bila diminum tanpa gula, karena rasa getir dan aroma kopi pun sangat terasa, begitu nikmatnya sampai jika kita minum minuman lain setelahnya, entah itu air putih, teh, coklat, atau minuman lainnya, rasa nikmat kopi luwak masih terasa manis di mulut. penghargaan bahwa kopi ini memiliki status keningratan. Alias berdarah biru. Sudah saatnya kita maju dan meng-klaim bahwa Kopi Luwak adalah warisan budaya khas Indonesia. Dan ada proses sertifikasi keaslian-nya ! Karena inilah aset budaya yang harus kita bela dan kita pertahankan. Kopi Luwak 100% milik Indonesia
Feses termahal


Kotoran yang dihasilkan hewan Luwak

Kopi Luwak adalah seduhan kopi menggunakan biji kopi yang diambil dari sisa kotoran (feses) luwak/musang.Biji kopi ini diyakini memiliki rasa yang berbeda setelah dimakan dan melewati saluran pencernaan luwak. Kemasyhuran kopi ini di kawasan Asia Tenggara telah lama diketahui, namun baru menjadi terkenal luas di peminat kopi gourmet setelah publikasi pada tahun 1980-an. Biji kopi luwak adalah yang termahal di dunia, mencapai USD100 per 450 gram.
Kopi yang dihasilkan oleh biji kopi Luwak ini sangat unik rasanya, tak heran jika kopi jenis ini sukses mendapatkan tempat di hati para pecinta kopi. Setiap pon biji kopi yang dikumpulkan dari kotoran hewan Luwak ini dapat dihargai hingga ratusan dolar AS. Beberapa negara yang memiliki banyak hewan Luwak seperti Indonesia dan Filipina pun terkena dampak dari "bom emas" kopi Luwak .Biji kopi yang dimakan oleh Luwak juga mengalami proses fermentasi oleh enzim dalam tubuh Luwak, sehingga terciptalah kopi unik yang beraroma coklat dan tidak pahit. Karena keunikannya, dengan segera kopi Luwak pun menjadi  salah satu primadona bagi pecinta kopi di dunia. Di Jepang dan Korea Selatan serta sejumlah negara lain, biji kopi Luwak dijual seharga 9 dolar AS, atau sekitar 5 kali lipat lebih tinggi dibandingkan harga biji kopi biasa. Namun jumlah hewan Luwak tidak sebanyak itu, sehingga tidak mudah untuk mengembangkan skala usaha ini. Salah satu faktor semakin sedikitnya jumlah Luwak adalah, hewan ini hewan ini menjadi makanan favorit rakyat Filipina yang tinggal di wilayah pegunungan Catiyara. Apresiasi warga setempat terhadap Luwak adalah pada segi kelezatan dagingnya bukan pada kemampuan Luwak untuk memilih biji kopi. Indonesia yang ingin menciptakan tren kopi Luwak juga menghadapi masalah semakin menciutnya populasi hewan ini. Meskipun perkembangan industri kopi luwak di Sumatera sangat pesat, mereka juga harus menghadapi ancaman serupa akibat semakin banyaknya populasi manusia yang berdampak pada tingginya angka penebangan hutan yang disinyalir dapat merusak habitat Luwak. karena kapasitas produksi kopi luwak  yang memang tidak menentu setiap tahunnya.kopi yang dihasilkan dari biji kopi pada kotoran Luwak, yang dipilih, dijemur, dihilangkan baunya, lalu diproses dengan menggunakan oven dan sejumlah proses lainnya, sehingga menghasilkan kopi berharga mahal dengan rasa unik yang langka di dunia.
            Dengan demikian, Kopi Luwak adalah kopi yang telah dipilih dan dimakan oleh luwak (Paradoxorus hermaproditus) atau dikenal juga sebagai luak, musang dan rase pada beberapa daerah. Luwak memilih buah kopi yang mempunyai tingkat kematangan yang optimum berdasarkan rasa dan aroma serta



Tidak ada komentar:

Posting Komentar