oleh Fani Wijaya
Begitu banyak keindahan flora yang ditawarkan oleh alam Indonesia. Mulai dari tumbuhan dengan bunga berwarna-warni, daun-daun dengan bentuk yang indah hingga daun-daun berukuran besar. Seperti halnya daun Sang asal Sumatera. Memang tak banyak orang mengenal tanaman yang satu ini, tapi terdapat hal yang sangat menarik dari tanaman ini. Apakah keunikan daun Sang ini?
Asli Indonesia
Daun Sang memiliki nama ilmiah Johannestijsmania altifrons. Nama tersebut diambil dari nama penemu tanaman daun Sang sendiri yaitu Profesor Teijsman yang bernama lengkap Elias Teymann Johannes. Beliau merupakan salah seorang ahli botani asal Belanda. Ia pertama kali menemukan suku tanaman unik ini di tanah Sumatera Indonesia pada awal abad ke-19.
Tanaman ini diklaim sebagai tanaman endemic tanah Sumatera, artinya tanaman ini hanya ditemukan di kawasan Besitang tepatnya di Aras Napal. Kawasan tersebut merupakan kawasan Taman Nasional Gunung Leuser Sumatera. Akan tetapi, setelah dilakukan pengkajian ulang, ternyata suku tanaman unik ini pun dapat ditemukan di daerah Thailand, Malaysia dan Kalimantan bagian barat, Indonesia.
Daun sang merupakan salah satu keluarga dari empat anggota suku Johannestijsmania yang hanya tumbuh di kawasan Asia Tenggara. Daun Sang merupakan anggota keluarga Arecaceae yakni keluarga pinang-pinangan atau palem. Keluarga pinang-pinangan sejatinya merupakan sekelompok tumbuhan berbunga yang banyak anggotanya memiliki nilai penting dalam kehidupan manusia. Di Malaysia, daun sang dikenal dengan nama daun Sal. Sedangkan di Thailand daun Sang dikenal dengan nama daun Bang Soon dan banyak lagi sebutan luar seperti halnya di Inggris yaitu Umbrella Leaf Palm.
Daun yang Lebar
Penyebaran daun Sang sangat terbatas sebatas pada daerah hutan yang lebat. Hal tersebut disebabkan karena daun Sang merupakan tumbuhan yang tidak tahan bila terkena sinar matahari langsung. Ia lebih suka hidup di bawah naungan pepohonan yang besar dan tinggi.
Besarnya daun Sang bila dibandingkan dengan manusia.
Daun Sang hidup berkelompok membentuk rumpun. Keunikan dan keindahan daun Sang terletak pada daunnya yang amat besar. Enam meter merupakan panjang yang dapat dicapai daun ini, akan tetapi pada umumnya daun ini hanya mencapai panjang tiga meter saja dan satu meter untuk lebar daunnya.
Tampak tak punya batang.
Bentuk daunnya seperti berlian yaitu melebar pada bagian tengah, meruncing pada pangkal dan ujung daun. Tepi pinggir daunnya bergerigi. Daun Sang yang unik ini terlihat langsung menyembul dari tanah. Sejatinya batang tanaman ini sangat pendek dan tertanam di dalam tanah. Sehingga daun Sang terlihat seakan tak memiliki batang.
Kelangsungan Hidup Daun Sang
Daun Sang pada dasarnya berkembang biak dengan membuat anakan dari bijinya yang tertutup. Kulit biji daun sang berbentuk bulat, bergerigi dan tebal.
Ukuran daun sang yang besar dan kuat, membuat daun ini sering dimanfaatkan oleh masyarakat setempat. Daun ini sering dijadikan sebagai atap rumah. Bahkan hingga sekarang banyak masyarakat di Besitang, Langkat yang menggunakan daun sang sebagai atap gubuk di ladang-ladangnya.
Masyarakat yang ingin menjadikan daun ini sebagai atap biasanya hanya tinggal mengambil helai daun dengan memotongnya mulai dari pangkal untuk menghindari daun terbelah-belah. Helai demi helai daun Sang kemudian di jemur. Dalam 5 hari daun biasanya sudah mongering apabila cuaca sukup terik. Setelah daun sang mengering, masyarakat akan merajutnya membetuk atap. Atap berbahan dasar daun Sang ini umumnya akan bertahan hingga bertahun-tahun.
Kini, wilayah hutan tempat daun Sang tinggal telah banyak yang rusak. Penebangan hutan secara liar semakin meningkat, pembukaan lahan dan kebakaran hutan. Hal tersebut mengakibatkan tanaman-tanaman bertajuk besar yang menjadi naungan pohon Sang berkurang dan mulai habis. Dengan tidak adanya pohon-pohon tersebut, sinar matahari akan langsung menyinari daun sang yang pada akhirnya akan merenggut hak hidup daun ini. Populasi daun Sang pun berkurang, dan tumbuhan unik Indonesia ini pun terancam punah.
Wilayah yang sudah mulai rusak.
Walaupun hingga saat ini masih sedikit orang yang mengenal daun Sang, semoga tanaman unik berdaun raksasa ini tetap mampu bertahan dari kepunahan. Kita adalah satu-satunya harapan daun Sang guna melestarikan dan menjaga kelangsungan hidup dari tumbuhan berdaun unik ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar